Dividen Dibawa ke Luar Negeri Rp 24,6 T, Defisit Kuartal II Kian Besar

Agustiyanti
9 Agustus 2019, 20:27
dolar as
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI mencatat defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2019 mencapai US$8,4 miliar.

"Dalam jangka pendek sebenarnya bisa disiapkan insentif pajak. Tapi itu bukan solusi, kemudahan investasi lagi-lagi sebenarnya yang bisa membantu," ungkap David.

(Baca: Dana Asing Masuk Obligasi, Neraca Pembayaran Kuartal II Masih Defisit)

Ia menekankan perbaikan defisit transaksi berjalan tak bisa dilakukan dalam jangka pendek. Pasalnya, defisit tersebut disebabkan oleh permasalahan struktur perekonomian yang masih bertumpu pada ekspor komoditas.

"Bahan baku produksi dalam negeri juga sebagian besar impor. Karena itu, investasi harus diarahkan untuk membangun industri bahan baku dan pendorong ekspor," terang dia.

Selain repatriasi dividen, BI menyebut membengkaknya defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2019 juga disebabkan oleh pembayaran bunga utang luar negeri dan memburuknya neraca perdagangan.

Pada kuartal II 2019, pembayaran bunga pinjaman luar negeri pemerintah dan swasta meningkat sebesar 24,8%. Sementara itu, neraca perdagangan memburuk lantaran ekspor nonmigas turun dari kuartal I 2019 sebesar US$38,2 miliar menjadi US$ 37,2 miliar dan defisit migas meningkat dari US$ 2,2 miliar menjadi US$ 3,2 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...