DBS Prediksi Bunga Acuan BI Turun 0,75% Hingga 2020
Tim riset DBS memprediksi Bank Indonesia (BI) akan memangkas bunga acuan total 75 basis poin hingga 2020, dimulai dengan pemangkasan 25 basis poin pada Kamis (18/7) ini.
Ekonom DBS Masyita Crystallin mengatakan, penurunan ini didorong oleh beberapa faktor di antaranya kinerja rupiah yang sangat baik di tengah arah kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang dovish, dan membaiknya neraca perdagangan Indonesia.
"Kondisi ini sesuai untuk BI agar memulai siklus pelonggaran dengan kemungkinan pemotongan suku bunga acuan (Kamis ini) sebesar 0,25% dan secara kumulatif 0,75% hingga 2020," tulisnya dalam keterangan resminya, Rabu (17/7).
Ia menjelaskan, rupiah relatif stabil dalam beberapa bulan belakangan ini. Bahkan, rupiah mencapai Rp 13.900 per dolar AS, atau terapresiasi sebesar 3,75% secara tahun kalender atau year to date (ytd) hingga Selasa (16/7).
(Baca: Bank Mandiri Perkirakan BI Turunkan Suku Bunga Acuan 0,25%)
Penguatan nilai tukar Rupiah ini merupakan yang tertinggi kedua di Asia setelah Baht Thailand. Nilai tukar Rupiah akan tetap elastis karena suku bunganya yang tinggi dibandingkan dengan negara Asia lainnya.
Di sisi lain, neraca perdagangan telah bergerak ke arah yang lebih positif dalam dua bulan terakhir. Tercatat terjadi surplus pada neraca perdagangan Mei 2019 sebesar US$ 218 juta dan US$ 196 juta pada Juni 2019, setelah mencatatkan rekor defisit terbesar pada April 2019 sebesar US$ 2,3 miliar.
Kendati demikian, Masyita menilai perbaikan neraca perdagangan akan semakin sulit terjadi jika harga komoditas terus turun dan kontraksi ekspor terus berlanjut. Ditambah lagi, ada kebutuhan impor untuk proyek infrastruktur. "Karena infrastruktur tetap menjadi prioritas Presiden Joko Widodo, impor barang modal kemungkinan akan meningkat pada tahun 2020," ujarnya.
(Baca: Kondisi Pasar Mendukung, BI Diprediksi Pangkas Bunga Acuan 0,25%)
Selain itu, DBS memperkirakan inflasi Indonesia akan berada pada level 3,2% di tahun 2019 dan 3,4% pada tahun 2020 walaupun saat ini inflasi berada di bawah level 3% karena melambatnya kegiatan ekonomi, turunnya harga komoditas dan manajemen pasokan beras yang lebih baik.
Perkiraan tersebut lebih rendah dari proyeksi DBS sebelumnya di level 3,6%. Masyita mengatakan, walaupun nantinya harga bahan bakar dan listrik akan dinaikkan pada tahun ini, DBS memperkirakan inflasi Indonesia tidak akan berayun terlalu jauh dari target median BI sebesar 3,5%.
(Baca: Rupiah Melemah Seiring Spekulasi Bunga AS dan Ketegangan Jepang-Korsel)