Survei BI: Keyakinan Konsumen Menurun di Maret 2019
Hasil survei keyakinan konsumen oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan indeks keyakinan konsumen pada Maret 2019 sebesar 124,5 atau lebih rendah 0,6 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Penyebabnya, keyakinan konsumen terhadap kenaikan penghasilan berkurang.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berasal dari rata-rata Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Indeks kondisi ekonomi saat ini menggambarkan keyakinan konsumen terhadap perekonomian pada Maret. Sedangkan Indeks Ekspektasi Konsumen mencerminkan keyakinan konsumen terhadap perekonomian pada enam bulan mendatang.
Secara rinci, IEK menurun 0,7 poin menjadi 140,2 akibat menurunnya optimisme konsumen terhadap kenaikan penghasilan pada 6 bulan mendatang. "Ini disebabkan oleh penurunan ekspektasi konsumen terhadap penghasilan dan ketersediaan tenaga kerja pada 6 bulan mendatang," demikian tertulis dalam laporan Survei Konsumen yang diterima Katadata.co.id, Jumat (4/5).
(Baca: Tumbuh di Bawah Ekspektasi, Industri Makanan Terancam Daya Beli)
Konsumen memperkirakan kenaikan penghasilan pada 6 bulan mendatang tidak setinggi bulan sebelumnya. Penurunan terjadi pada hampir seluruh tingkat pengeluaran dan tingkat usia responden, terutama responden yang memiliki tingkat pengeluaran Rp 2,1-3 juta per bulan. Dari tingkat usia, penurunan utamanya pada responden usia 20-30 tahun.
Sementara, IKE sebesar 108,9 atau turun 0,5 poin dari Februari 2019. Penurunan IKE disebabkan oleh keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian barang tahan lama terkontraksi 2,3 poin menjadi 110,1.
Penurunan pembelian terutama terjadi pada barang elektronik seperti televisi, komputer, dan handphone. Penurunan indeks terjadi hampir terjadi pada seluruh tingkat pengeluaran dan kategori usia. Adapun, penurunan terdalam terjadi pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 2,1-3 juta per bulan dan usia 51-60 tahun.
Sejalan dengan melemahnya optimisme konsumen, BI mencatat konsumen cenderung menahan konsumsi dan menambah tabungan. Hal ini terindikasi dari penurunan rasio konsumsi terhadap total pendapatan (average propensity to consume ratio) turun 0,2% menjadi 68,1%.
(Baca: Survei BI: Inflasi Akhir Maret 0,14%, Terdorong Harga Tiket Pesawat)
Sementara, rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) meningkat 1% jadi 20,1%. Selain itu, porsi pendapatan yang digunakan untuk cicilan pinjaman (debt to income ratio) turun 0,7% menjadi 11,8%.
Adapun, tekanan inflasi pada tiga bulan ke depan diprediksi meningkat. Hal ini lantaran peningkatan permintaan barang dan jasa saat periode Idul Fitri. Sementara itu, inflasi dalam 6 bulan mendatang diperkirakan menurun karena terjaganya pasokan barang konsumsi rumah tangga dan semakin lancarnya distribusi barang.