Pemerintah Klaim Berhasil Turunkan Tiga Penyakit Ekonomi

Ameidyo Daud Nasution
16 Januari 2019, 13:10
Kemiskinan
Arief Kamaludin|KATADATA
Aktivitas warga di pemukiman padat penduduk Kampung Dao, Jakarta.

Pemerintah mengklaim telah berhasil menurunkan tiga penyakit ekonomi paling mematikan, yakni kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran. Hal ini dinilai sebagai era baru standar pembangunan ekonomi Indonesia.

Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika mengatakan, angka kemiskinan pada Maret 2018 untuk pertama kali dalam sejarah berhasil ditekan di bawah 10%, yakni menjadi 9,82%. Pada September 2018, angka kemiskinan kembali turun 16 basis poin menjadi 9,66%. Jika dibandingkan dengan angka kemiskinan pada September 2014 yang mencapai 10,96% maka penurunannya signifikan 130 basis poin.

Angka ketimpangan September 2018 tercatat hanya 0,384 alias turun dari September 2014 yang masih sebesar 0,414. Sedangkan angka pengangguran pada Agustus 2018 mencapai 5,3% atau turun 60 basis poin dibandingkan dengan angka Agustus 2014 yang masih sebesar 5,9%.

"Di luar itu masih ditambah inflasi yang mampu ditekan di bawah 3,6% selama empat tahun," kata Erani dalam keterangan resmi, Rabu (16/1).

Erani mengatakan, sejak awal 2015 pemerintah berusaha mengakhiri pertumbuhan ekonomi yang hanya dinikmati golongan atas saja. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan ini terjadi lewat kerja ideologis dan teknokratis. Pemerintah menganggap pertumbuhan ekonomi penting. Namun, membagi kesejahteraan kepada masyarakat merupakan hal yang genting.

Apalagi, Indonesia di masa lalu dikenal sebagai negara yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, namun kurang terampil dalam meratakan ekonomi. Oleh sebab itu, Erani mengatakan, pemerintah saat ini memperjuangkan mutu pertumbuhan ekonomi. "Tentu hasil belum sempurna. Maka, kerja mesti diteruskan dan diperjuangkan," kata dia.

(Baca: Darmin Sebut Orang Miskin Berkurang Berkat Infrastruktur dan Bansos)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, penurunan angka kemiskinan berkat kombinasi kebijakan yang tepat dari pemerintah, utamanya pemerataan pembangunan infrastruktur dan bantuan sosial. Pembangunan infrastruktur berdampak kepada pembukaan lapangan kerja serta penurunan ketimpangan ekonomi masyarakat.

"Itu berperan dalam membuat kemiskinan turun. Walaupun ada bantuan sosial, kombinasi kebijakannya berarti bagus hasilnya," kata Darmin, di Jakarta, Selasa (15/1) malam.

Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, penyebab menurunnya angka kemiskinan September adalah inflasi yang rendah secara umum pada periode Maret 2018 ke September 2018 yaitu 0,94%. "Inflasi yang relatif terkendali merupakan capaian bagus dan perlu dipertahankan karena mempengaruhi daya beli masyarakat," kata dia.

(Baca: Inflasi Terjaga, Penduduk Miskin September 2018 Turun 280 Ribu Orang)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...