Gubernur BI Paparkan Peluang di Tengah Prediksi Perlambatan Ekonomi AS

Desy Setyowati
2 Januari 2019, 18:38
Gubernur Baru BI Perry Warjiyo
Arief Kamaludin|Katadata

Di sisi lain, Perry juga melihat peluang positif bagi perdagangan global seiring kemungkinan suksesnya perundingan dagang AS-Tiongkok. “Semakin hari semakin ada tanda titik temu untuk mencari kesepakatan-kesepakatan. Kalau ini terjadi, tentu dampak negatif yang selama ini diperkirakan baik kepada AS maupun Tiongkok tidak seburuk (perkiraan),” ujarnya.

Dengan berbagai kondisi eksternal ini, ia pun memperkirakan tekanan terhadap perekonomian domestik mereda. Nilai tukar rupiah diprediksi bakal lebih stabil dan cenderung menguat di 2019. Sebab, ketidakpastian ekonomi dan keuangan global masih ada, tapi tidak sebesar 2018 lalu.

Depresiasi nilai tukar rupiah diproyeksikan kurang dari 5,9%. Depresiasi ini, menurut dia, lebih rendah ketimbang India, Brazil, Afrika Selatan, Turki, maupun Argentina. Adapun inflasi diperkirakan berada pada rentang 2,5-4,5%.

(Baca juga: Ekonom Prediksi Kurs Rupiah Kembali Tembus 15.000/US$ pada 2019)

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5-5,4% di 2019. Hal itu ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang diproyeksi 5,2% dan investasi bisa tumbuh sekitar 7%.

Namun, realisasi impor diperkirakan masih melampaui ekspor. Meski begitu, defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) diperkirakan mengecil dari sekitar 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun lalu menjadi 2,5% terhadap PDB tahun ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...