Total Penerbitan Sukuk Negara Nyaris Rp 1.000 T, Ini Pemanfaatannya

Rizky Alika
1 November 2018, 18:06
Menkeu SMI di Sharia Economic Forum AM IMF-WB
ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan sambutan dalam Forum Ekonomi Syariah dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Minggu (14/10). Dalam kesempatan itu diluncurkan prinsip pengelolaan wakaf dan wakaf tunai yang terintegrasi dengan SUKUK.

Surat berharga syariah negara (SBSN) alias Sukuk negara telah menjadi sumber pembiayaan anggaran selama 10 tahun belakangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nominal penerbitan SBSN berkisar 18% terhadap total surat berharga negara (SBN).

"Total surat berharga syariah negara di dalam total seluruh surat berharga negara, persentasenya sekitar 18%, nilainya hampir 1.000 triliun," kata dia dalam acara Satu Dasawarsa SBSN di kantornya, Jakarta, Kamis (1/11).

Secara rinci, akumulasi penerbitan SBSN hingga Oktober 2018 telah mencapai lebih dari Rp 950 triliun (US$ 63 miliar). Sementara itu, outstanding SBSN per 25 Oktober 2018 tercatat sebesar Rp 657 triliun.

(Baca juga: Pemerintah Tawarkan Sukuk Tabungan ST-002 dengan Kupon Minimal 8,3%)

Adapun Indonesia tercatat sebagai negara dengan total penerbitan sukuk global terbanyak, yaitu US$ 16,15 miliar. Negara terbanyak berikutnya adalah Arab Saudi US$ 9 miliar, dan Dubai (Uni Emirat Arab) US$ 8,2 miliar.

Menurut Sri Mulyani, sepanjang 2013 sampai 2018, dana hasil penerbitan SBSN telah digunakan untuk mendanai lebih dari 1.500 proyek pembangunan, yaitu jalan dan jembatan di 30 provinsi; jalur kereta api di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi; dan asrama haji di 24 lokasi.

Selain itu, pembangunan 328 bendungan, irigasi, gedung perkuliahan di 54 kampus, 701 kantor urusan agama, 32 sekolah Islam, 3 laboratorium, dan 3 taman nasional.

(Baca juga: Bank Indonesia Meluncurkan Surat Utang Syariah Berbasis Wakaf)

Sri Mulyani menyebut ada beberapa tantangan dalam pengembangan pasar Sukuk di antaranya terkait Sumber Daya Manusia (SDM). "Masa tidak ada wajah baru yang punya followers jutaan untuk sektor finansial syariah? Nah, itu menurut saya kita belum mampu attract quality  SDM," katanya.

Selain itu, ada juga tantangan tata kelola. Transaksi harus dicatat secara detail hingga tahap lunas. Lalu, persaingan dengan surat berharga konvensional. "Agak sulit kompetisi dari sisi cost dan return karena dia hanya pada segmen aktivitas yang terbatas," ujarnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...