Kejatuhan Yuan Tiongkok Seret Rupiah Makin Melemah

Rizky Alika
25 Juli 2018, 15:27
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Ekonomi global yang masih bergejolak terus mempengaruhi kurs rupiah. Hingga hari ini, mata uang Indonesia melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Rupanya, salah satu penyebabnya yaitu kejatuhan yuan Tiongkok.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan faktor eksternal penyebab rupiah loyo kali ini memang datang dari mata uanag Cina tersebut. "Faktor baru pelemahan yuan mungkin indirectly secara sengaja," kata Mirza di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/7).

(Baca: Manfaatkan Kurs Rupiah Lemah, Menko Darmin Fokus Perbanyak Ekspor).

Menurut Mirza, pada awal Mei hingga Juli, yuan mengalami depresiasi sebesar 7 %. Jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, pelemahan yuan merupakan yang terdalam. Adapun kurs Indonesia, pelemahan rupiah Mei hingga Juli sebesar 4,5 %.

Akibatnya, pelemahan yuan membuat kurs negara berkembang lain tertekan. Beruntungnya, Tiongkok dapat mendorong ekspor barangnya menjadi leih murah. Di sisi lain, produk ekspor dari negara berkembang menjadi kompetetitf atau bahkan malah kurang bersaing terhadap ekspor Cina tersebut. (Baca: Prediksi Pesimistis BI Menekan Rupiah Tembus 14.500).

Selain faktor global dari Tiongkok, pelemahan nilai tukar negara berkembang juga dipicu oleh kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang diperkirakan naik sebanyak dua kali lagi pada tahun ini. Di bawah kepemimpinan Jerom Powell, The Fed memang makin agresif untuk mengerek bunga acuannya.

Jika Cina memperoleh keuntungan nilai ekspor yang cukup banyak dari kejatuhan yuan, Indonesia malah memiliki defisit neraca berjalan. Karena itu, menurut Mirza, negara dengan ekspor-impor yang defisit memerlukan pasokan valuta asing (valas) lebih banyak. Sebab, suku bunga valas yang terkerek ini mengakibatkan arus dana keluar atau capital outflow di negara berkembang.

BI pun mendorong arus dana masuk melalui reaktivasi Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Surat utang Bank Indonesia ini bisa dibeli asing, berbeda dengan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) yang khusus untuk domestik. "Harapannya, ada instrumen lain yang kami sediakan untuk investment portofolio masuk ke Indonesia," kata dia.

Selain itu, penambahan valas akan didorong melalui berbagai kebijakan pemerintah. Misalnya, untuk meningkatkan ekspor hendak disediakan fasilitas insentif pajak. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan sistem Online Single Submission (OSS) untuk meningkatkan investasi, terutama ekspor. Pemerintah pun tengah meningkatkan pariwisata untuk menambah pasokan valas.

(Baca: Darmin Dukung Langkah Baru BI untuk Menarik Dana Investor Asing).

Mengacu pada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berada pada level 14.517 atau melemah 0,19 % dari perdagangan kemarin. Adapun pergerakan nilai tukar hari ini diperkirakan pada 14.505-14.525.

Sementara itu, nilai tukar yuan terhadap dolar Amerika berada di posisi 6.7945 atau melemah 0,03 % dibandingkan perdagangan sebelumnya. Pergerakan yuan hari ini diperkirakan pada rentang 6.7841-6.8087.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...