Utang Luar Negeri Capai US$ 347 Miliar, Milik Pemerintah Naik 14%
Jika dilihat secara sektoral, utang luar negeri swasta terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. Porsi utang luar negeri keempat sektor tersebut mencapai 77,6% terhadap total utang luar negeri swasta. Ini artinya, porsinya sedikit meningkat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 76,9%.
"Secara tahunan, pertumbuhan utang luar negeri di sektor keuangan, industri pengolahan, dan LGA meningkat. Sedangkan ULN di sektor pertambangan secara tahunan menurun," demikian tertulis dalam laporan BI.
Adapun rasio-rasio utang luar negeri terpantau membaik. Rasio utang luar negeri jangka pendek (berdasarkan waktu sisa) terhadap total utang luar negeri menurun tercatat menurun dari 17,12% menjadi 16,07%.
Rasio utang jangka pendek (berdasarkan waktu asal) terhadap cadangan devisa juga turun dari 37,14% menjadi 36,93%. Begitu pula dengan rasio utang jangka pendek (berdasarkan waktu sisa) terhadap cadangan devisa turun dari 46,88% menjadi 42,83%.
Melihat perkembangan tersebut, BI menyatakan akan terus memantau perkembangan utang luar negeri, untuk memastikan bahwa utang tersebut berperan optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.