DPR Sebut Utang Turki Lebih Baik, Sri Mulyani Beri Pembelaan

Desy Setyowati
11 September 2017, 21:56
Sri Mulyani
Arief Kamaludin|KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

Sementara di Indonesia, Sri Mulyani menjelaskan, yield utang Indonesia sudah menurun dari 7,5% di awal tahun menjadi 6,5% sehingga beban utang ke depan berkurang. Menurunnya yield ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap instrumen surat utang (obligasi) yang diterbitkan pemerintah meningkat. (Baca juga: Berkah Level Layak Investasi, Pemerintah Hemat Bunga Utang Rp 6 T)

Adapun utang yang ditarik pemerintah digunakan untuk membiayai berbagai belanja pemerintah. Strategi belanjanya, efisiensi belanja barang dan optimalisasi belanja modal untuk kegiatan produktif yaitu pembangunan infrastruktur. Tujuannya, guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Strategi ini diambil lantaran kebutuhan infrastruktur di Indonesia masih cukup besar.

"Berbeda dengan Jepang yang kalau dia ekspansi besar sekali di infrastruktur, itu dia tidak terpakai. Kalau Indonesia gap (kesenjangan) infrastrukturnya jauh, makanya (pembangunan infrastruktur) bisa ciptakan growth (pertumbuhan ekonomi)," kata dia.

Pada 2018, utang baru diusulkan mencapai Rp 399,2 triliun dan akan diarahkan untuk belanja yang produktif. Sebagai contoh, utang dari hasil penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara sebesar Rp 22,5 triliun akan dipakai untuk pembiayaan proyek di tujuh kementerian dan lembaga (K/L).

Rinciannya, sebesar Rp 12,8 triliun untuk infrastruktur dasar; Rp 7 triliun untuk infrastruktur perhubungan; Rp 2,2 triliun untuk pembangunan 33 perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri dan pembangunan asrama haji di delapan embarkasi; serta, Rp 500 miliar untuk riset teknologi dan pendidikan tinggi. 

Ia pun menambahkan, pemerintah juga sudah membuat rambu-rambu agar 25% dana transfer ke daerah dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. “Kalau enggak ada rambu-rambu begitu, semua untuk konsumsi,” ucapnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...