Laju Ekonomi Amerika Melemah, The Fed Tahan Suku Bunga
Bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) memutuskan mempertahankan suku bunga dananya (Fed Fund Rate) di kisaran 0,75-1 persen. Keputusan tersebut diambil pasca dirilisnya data pertumbuhan ekonomi AS yang lemah, hanya 0,7 persen di kuartal pertama tahun ini.
Dalam pernyataan resminya, The Fed mengklaim meski laju pertumbuhan ekonomi melemah, bursa tenaga kerja terus menguat dan tingkat pengangguran menurun. Konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan meski hanya moderat. Di sisi lain, investasi bisnis modal tetap (business fixed investment) diklaim kuat, demikian juga inflasi tahunan semakin mendekati target 2 persen.
Maka itu, The Fed masih memberikan sinyal yang sama, yaitu kenaikan bunga dana secara gradual. Sebelumnya, The Fed memberikan sinyal dua kali lagi kenaikan tahun ini, setelah kenaikan 0,25 persen Maret lalu. Kenaikan selanjutnya diprediksi bakal terjadi pada Juni dan September mendatang. (Baca juga: Eksternal Tak Pasti, Pemerintah Ramal Rupiah di 2018 Dekati 14 Ribu)
“Komite (Federal Open Market Comittee) melihat perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama hanya sementara dan berharap bahwa dengan penyesuaian kebijakan moneter secara bertahap, aktivitas ekonomi akan meningkat secara moderat,” demikian tertulis dalam keterangan resmi The Fed yang dilansir pada Rabu (3/5) waktu setempat. Kebijakan itu juga diyakini bakal membuat kondisi bursa tenaga kerja menguat dan inflasi bakal stabil di kisaran 2 persen.
Meski begitu, The Fed menyatakan, kepastian waktu tentang kenaikan bunga dana masih tergantung pada prospek ekonomi yang tercermin dari data-data ekonomi mendatang. Dalam memutuskan kenaikan bunga, The Fed masih akan mempertimbangkan informasi seperti kondisi bursa tenaga kerja, inflasi, dan kondisi finansial serta perkembangan internasional. (Baca juga: Gubernur BI: Pertama Kali, Proyeksi Ekonomi Global Dikoreksi Naik)
Kepala Analis Market di Lindsey Group Peter Boockvar menilai pernyataan optimis tersebut menunjukkan bahwa The Fed melihat pelemahan pada kuartal I sudah berlalu dan mulai menyiapkan kenaikan bunga dana pada Juni mendatang. “Mereka meletakkan dasar untuk kenaikan suku bunga bulan Juni, menurut pendapat saya,” ujarnya seperti dikutip CNBC, Kamis (4/5).
Hal senada disampaikan Kepala Ekonom Finansial di Jefferies LLC di New York Ward McCarthy. “Mereka ingin mengirim pesan, satu kuartal pertumbuhan ekonomi yang tidak mengesankan dan data inflasi yang lemah tidak akan menyebabkan mundurnya rencana kenaikan bunga pada Juni dan September mendatang, serta normalisasi neraca di Desember,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Pasca keputusan The Fed mempertahankan bunga, mayoritas indeks di bursa AS ditutup terkoreksi. Indeks Nasdaq Composite dan S&P 500 turun masing-masing 0,37 persen dan 0,13 persen, sedangkan Indeks Dow Jones menguat tipis 0,04 persen.
Di bursa Asia, indeks cenderung melemah pada perdagangan Kamis (4/5) ini. Hal itu tercermin dari MSCI AC Asia Pacific kecuali Jepang yang turun 0,28 persen. Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat bergerak di jalur hijau sejak awal perdagangan. Dibuka naik 0,16 persen ke level 5.656, indeks lalu bergerak di rentang 5.649-5.676 sepanjang sesi pertama. (Baca juga: Tanpa Bunga Naik, BI dan Pemerintah Ingin Cegah Dana Asing Keluar)