Belanja Dipotong, Sri Mulyani Yakin Defisit Tak Lampaui 2,7 Persen

Ameidyo Daud Nasution
28 November 2016, 13:32
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Kebijakan pemotongan belanja dinilai telah mampu menekan defisit anggaran yang saat ini baru mencapai 2,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun optimistis defisit anggaran hingga akhir tahun nanti tidak akan melampaui 2,7 persen.

Menurut dia, kecilnya defisit tidak terlepas dari penyesuaian anggaran yang dilakukan pemerintah pada September lalu. Ketika itu, pemerintah memangkas pemerimaan negara dari Rp 1.539 triliun menjadi Rp 1.320 triliun. Sejalan dengan itu, pemerintah juga memotong belanja hingga Rp 137 triliun.

Meski begitu, Sri Mulyani melihat defisit anggaran bakal bertambah besar pada akhir tahun ini. Apalagi, pemerintah memang berencana menggenjot belanja pada akhir tahun untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi.

"Akhir tahun nanti kami perkirakan (defisit) tetap 2,7 persen," katanya di Sentul, Sabtu (26/11) lalu. Defisit tersebut setara Rp 338,8 triliun. (Baca juga: Presiden Berharap Ekonomi Kuartal IV Tumbuh 5,1-5,2 Persen)

Menurut dia, Kementerian Keuangan telah mengeluarkan nyaris seluruh pembiayaan untuk mengantisipasi pembengkakan defisit tersebut. Atas dasar ini, ia pun kembali menegaskan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dijaga agar menjadi instrumen fiskal yang kredibel.

Untuk mengantisipasi defisit 2,7 persen, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan pernah mengatakan, pemerintah akan menambah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 27 triliun. Selain melalui mekanisme lelang, Kementerian Keuangan membuka kemungkinan penjualan surat utang dengan mekanisme private placement. (Baca juga: Defisit Melebar, Pemerintah Siapkan Surat Utang Rp 27 Triliun)

Sementara itu, Direktur Jenderal Anggaran Askolani mengatakan, defisit anggaran ditargetkan lebih rendah tahun depan.  Dalam APBN 2017 ditetapkan defisit sebesar 2,41 persen terhadap PDB. Selain mendorong penerimaan, defisit bakal dijaga dengan memfokuskan belanja untuk keperluan yang lebih produktif. (Baca juga: Pemerintah Turunkan Nilai Penerbitan Surat Utang 2017)

Selain itu, upaya menjaga defisit dilakukan dengan mengendalikan subsidi agar lebih tepat sasaran. "Jadi akan semakin kita kendalikan," kata Askolani.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...