Belanja Rumah Tangga Topang Ekonomi Kuartal III Tumbuh 5,02 Persen
Pertumbuhan ekonomi kuartal III lalu melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Seperti diperkirakan beberapa ekonom dan Bank Indonesia (BI), ekonomi kuartal III lalu terpukul oleh pemotongan belanja pemerintah. Meski begitu, kenaikan konsumsi rumahtangga mampu menopang ekonomi sehingga masih bisa tumbuh di atas 5 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,02 persen, yang artinya secara kumulatif ekonomi tumbuh 5,04 persen sejak awal tahun ini. Pencapaian ini lebih baik dibandingkan perkiraan sebelumnya dari mayoritas ekonom.
Misalnya, Ekonom Bank BCA Davis Sumual memprediksi ekonomi kuartal III tumbuh 4,9 persen sedangkan Ekonom Bank Mandiri Leo Renaldy Putera menaksir 4,92 persen. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya optimistis ekonomi kuartal III lalu bisa tumbuh 5,1 persen.
(Baca: Rendahnya Inflasi Bisa Dukung Ekonomi Kuartal III Tumbuh 5 Persen)
Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, pertumbuhan ekonomi kuartal III ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, yang tercatat tumbuh 5,01 persen dibanding tahun lalu dan 3,48 persen dibandingkan kuartal II-2016. Kemudian konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 6,65 persen dibanding tahun lalu dan 4,26 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Suhariyanto menjelaskan, konsumsi rumah tangga ditopang oleh tiga kelompok yakni kesehatan dan pendidikan; transportasi dan pergudangan; serta makanan dan minuman. Ia mencatat, penjualan ritel tumbuh 11,89 persen, yang terdiri dari komoditas makanan, minuman dan tembakau, perlengkapan rumah tangga dan barang budaya.
2016 | Konsumsi Rumah Tangga | LNPRT | Konsumsi Pemerintah | PMTB | Ekspor | Impor | PDB |
Kuartal I | 4,94 | 6,38 | 2,93 | 5,60 | -3,90 | - 4,20 | 4,92 |
Kuartal II | 5,04 | 6,72 | 6,28 | 5,06 | -2,73 | -3,01 | 5,18 |
Kuartal III | 5,01 | 6,65 | -2,97 | 4,06 | -6,00 | -3,80 | 5,02 |
Sedangkan penjualan mobil penumpang juga naik 17,49 persen. Adapun, impor barang konsumsi juga tumbuh 11,19 persen didorong oleh volume transaksi kartu kredit 25,7 persen dan inflasi yang terjaga 3,07 persen.
Sebaliknya, konsumsi pemerintah yang sejak awal tahun menjadi penopang laju pertumbuhan ekonomi, malah tumbuh negatif 2,97 persen pada kuartal III lalu dibanding tahun lalu. Padahal, pada kuartal sebelumnya, komponen ini mampu tumbuh 6,28 persen.
Bahkan bila dihitung kuartal per kuartal, pertumbuhannya jauh lebih rendah yakni hanya 8,97 persen dibanding kuartal II yang mampu tumbuh 36,16 persen. Hal ini imbas dari pemotongan anggaran oleh pemerintah sebanyak dua kali, yakni masing-masing Rp 55 triliun dan Rp 133 triliun.
(Baca: Darmin Yakin Investasi Topang Ekonomi Kuartal III di Atas 5 Persen)
Penurunan realisasi belanja ini terlihat dari belanja pegawai yang hanya naik tipis. Sedangkan belanja barang turun. “Ini lebih kepada distribusi antarkuartal, di 2015 gaji ke-13 jatuh di kuartal III tapi tahun ini pada kuartal II lalu.
Pemotongan belanja pemerintah itu menyebabkan Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh rendah yakni hanya 4,06 persen dibanding tahun lalu, lebih rendah dibanding kuartal II yang mampu tumbuh 5,06 persen. Secara kuartalan, pertumbuhannya juga menurun dari 2,55 persen menjadi hanya 2,53 persen. PMTB ini didorong oleh pertumbuhan barang modal dari jenis kekayaan intelektual, bangunan, dan kekayaan lainnya.
“Realisasi belanja pemerintah pusat terkontraksi, sehingga PMTB hanya tumbuh 4,06 persen,” kata pria yang akrab disapa Kecuk ini di kantor BPS, Jakarta, Senin (7/11). (Baca: BI: Pertumbuhan Ekonomi di Batas Bawah)
Di sisi lain, ekspor masih negatif, yakni minus 3,69 persen dibanding tahun lalu. Namun ini masih lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus enam persen. Begitu juga dengan impor, dibanding kuartal lalu negatif 3,87 persen meskipun dibanding tahun lalu masih terkontraksi 5,13 persen. “Meski ekspor barang minus 7,65 persen, ekspor jasa tumbuh 7,93 persen dilihat dari wisatawan mancanegara tumbuh 13,36 persen,” ujar dia.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi | Kuartal III (%) |
Menko Perekonomian Darmin Nasution | 5,10 |
Ekonom Kenta Insitute Eric Sugandi | 5,10 |
Ekonom Bank Permata Josua Pardede | 5,07 |
Ekonom DBS Gundy Cahyadi | 5,00 |
Ekonom Bank Mandiri Leo Renaldy Putera | 4,92 |
Ekonom BCA David Sumual | 4,90 |
Ekonom Samuel Asset Lana Soelistianingsih | 4,90-5,00 |