Boediono: Pemerintah Perlu Perbaiki Akar Masalah Ekonomi

Miftah Ardhian
20 September 2016, 14:18
Boediono
Arief Kamaludin | Katadata

Mengacu kepada penggalan kesalahan kegiatan ekonomi yang masih berlangsung sampai saat ini, Boediono berharap pemerintah dapat belajar dari kesalahan terdahulu. Bukan hanya tentang pengerukan sumber alam, dia pun berharap, pemerintah dapat memahami kesalahan-kesalahan terdahulu dan memperbaikinya sampai ke akar masalah. Jadi, tidak akan muncul kembali masalah yang sama di kemudian hari.

Di tepat yang sama, mantan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu juga menyatakan, pemerintah saat ini harus belajar dari sejarah. Dalam pengelolaan SDA, para pengambil keputusan selama ini terlalu terlena dengan kenaikan harga komoditas dan SDA yang tinggi. Namun, ketika harganya jatuh, pemerintah tidak memiliki langkah untuk mengantisipasinya.

"Memang ketika ekonomi bagus, kita akan menghasilkan kebijakan yang buruk. Tapi dengan perekonomian yang buruk, kita akan berupaya membuat kebijakan yang baik," ujar peneliti senior CSIS ini. (Baca: Boediono "Peringatkan" Pemerintah Bahaya Krisis Finansial)

Lebih lanjut, Marie menjelaskan, pentingnya pemerintah memperbaiki perekonomian Indonesia secara lebih inklusif. Ia mengapresiasi langkah pemerintah merilis sejumlah paket kebijakan untuk memperbaiki situasi ekonomi. Namun, implementasinya masih perlu mendapat pengawasan yang serius.

Jika dibandingkan, pemerintah telah mengeluarkan 13 paket kebijakan eknomi dalam waktu kurang dari 12 bulan. Padahal, jumlah tersebut setara dengan kebijakan ekonomi selama 10 tahun di masa lampau.

Jadi, Marie menyarankan tiga poin utama untuk membangun perekonomian yang lebih inklusif di Indonesia. Pertama, diversifikasi produk ekspor. Kedua, memangkas ekonomi biaya tinggi. Ketiga, meningkatkan infrastruktur.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...