Utang Swasta Turun, Ekonomi Bertumpu dari Utang Pemerintah

Desy Setyowati
23 Agustus 2016, 11:22
Dolar
Arief Kamaludin|KATADATA

Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga menyatakan, pertumbuhan ekonomi yang belum membaik menahan minat korporasi untuk menggelar ekspansi usahanya. Sebaliknya, pelonggaran kebijakan moneter oleh BI semestinya menjadi pertimbangan bagi swasta untuk berutang di dalam negeri ketimbang luar negeri.

“ULN swasta akan cenderung meningkat, juga sekiranya ekonomi domestik sudah membaik secara signifikan disertai dengan peningkatan megaproyek yang mengikutsertakan investasi swasta,” kata dia. (Baca: Defisit Anggaran Melebar, Pemerintah Tambah Utang Rp 17 Triliun)

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, rata-rata perusahaan dalam negeri memilih membayar utang lantaran pertumbuhan omsetnya menurun. “Mereka (pengusaha) lebih memilih bayar utang, perusahaan Indonesia bayar lebih awal keditnya. Karena itu ULN swasta menurun,” katanya. Penyebabnya, permintaan baik dari domestik ataupun global masih lemah.

Kondisi ini pula yang menyebabkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan pada kuartal II lalu hanya 5,9 persen. Pertumbuhannya lebih rendah dari kuartal I-2016 yang sebesar 6,4 persen. “Daripada simpan uang, sebagian korporasi memilih melunasi kredit dan utang luar negerinya,” ujar Perry.

(Baca: Pelebaran Defisit, Darmin: Jangan Sampai Utang Bablas)

Di sisi lain, ULN pemerintah pada kuartal II lalu naik 18 persen atau lebih tinggi dari kuartal I-2016 yang meningkat 14 persen. Josua mengatakan, peningkatan ULN pemerintah tersebut sejalan dengan penerbitan obligasi berdenominasi euro (Euro Bond) dan yen (Samurai Bond) pada kuartal II lalu untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Karena itulah, ULN jangka panjang pada kuartal II-2016 meningkat  7,7 persen dibandingkan periode sama 2015. Sedangkan ULN jangka pendek turun 3,1 persen menjadi US$ 41,5 miliar.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...