Ada Dua Ketidakpastian Ekonomi, BI Ragu Longgarkan Moneter

Desy Setyowati
8 Agustus 2016, 17:50
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

(Baca: BI dan The Fed: Ekonomi Global Hadapi Tiga Tantangan Besar)

Selain itu, harga komoditas diperkirakan masih akan tertekan perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Cina. Hal ini menyebabkan ekspor masih akan tertekan hingga akhir tahun lantaran Cina merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.

Dua faktor risiko itulah yang menjadi alasan BI belum berniat menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,1 persen. Meskipun realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2106 di atas ekspektasi sebelumnya, yaitu sebesar 5,18 persen dan secara keseluruhan pada semester I-2016 tumbuh 5,04 persen. “Masih ada beberapa uncertainty di kuartal III-IV,” kata Perry.

(Baca: Lampaui Perkiraan, Ekonomi Semester I Tumbuh di Atas 5 Persen)

Selain itu, BI masih mengkaji dampak rencana pemotongan anggaran sebesar Rp 133,8 triliun terhadap perekonomian. Bank sentral memperkirakan dampak kebijakan itu tidak terlalu besar sepanjang pemerintah tidak memangkas belanja produktif, seperti untuk proyek infrastruktur.

Apalagi, selama ini penyerapan belanja pemerintah selalu di bawah target. Jika pemangkasan anggaran tersebut diikuti dengan peningkatan penyerapan anggaran, maka bakal tetap bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. “Kalau penyerapan (anggaran) mencapai 90-95 persen, pengaruhnya tidak banyak (terhadap pertumbuhan ekonomi),” kata Perry.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...