Nasib Indonesia Dinilai Lebih Baik dari Negara Eksportir Komoditas

Maria Yuniar Ardhiati
25 Februari 2016, 19:59
Pelabuhan Tanjung Priok
Agung Samosir|KATADATA
Neraca dagang masih tertekan oleh rendahnya harga komoditas.

Di sisi lain, pemerintah masih kesulitan memanfaatkan ruang fiskal untuk memacu perekonomian. Pasalnya, penerimaan pajak menurun seiring perlambatan ekonomi. Tahun lalu, realisasi penerimaan pajak cuma sekitar 82 persen dari target dalam APBN Perubahan 2015. “Ruang fiskal menjadi kendala karena pendapatan pajak tidak sebanyak biasanya,” katanya.

Namun, Paracuelles menilai kondisi perekonomian Indonesia membaik sejak akhir tahun lalu. Nomura Holdings pun meningkatkan prediksi pertumbuhan ekonomi 2016 menjadi 5,2 persen. Bahkan, tahun depan bisa meningkat hingga 5,7 persen dengan pemulihan bertahap.

(Baca: Capai Rp 3.089 Triliun, Rasio Utang Pemerintah Naik Jadi 27 Persen)

Paracuelles memprediksi stimulus fiskal akan muncul dengan diikuti penurunan suku bunga. Menurut dia, Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga. Selain itu, 10 paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, termasuk revisi Daftar Negatif Investasi (DNI), sangat mendukung peningkatan ekonomi. Jika kondisi ini berlanjut, akan ada ruang bagi pemulihan permintaan domestik meski kinerja ekspor masih lemah.

Sekadar informasi, pemerintah telah mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid X yang berisi revisi daftar DNI, dua pekan lalu. Dalam revisi tersebut, ada 35 bidang usaha yang diperbolehkan 100 persen bagi investor asing. “Ada 35 bidang usaha, seperti crumb rubber, e-commerce yang modalnya di atas Rp 100 miliar atau marketplace, industri bahan baku obat dan lembaga pengujian perangkat telekomunikasi,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...