Bank Dunia Peringatkan Ekonomi Negara Berkembang Hadapi Risiko Besar

Yura Syahrul
7 Januari 2016, 15:31
bankdunia.jpg
KATADATA/Donang Wahyu

Di sisi lain, melambatnya ekonomi Cina tahun ini bisa memicu beberapa dampak. Yaitu pasar finansial secara mendadak bakal bergejolak dan likuiditas makin ketat. Sebab, Cina saat ini sudah menjelma menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia.

Bank Dunia menganalisa, sebuah perlambatan yang berlarut-larut di pasar negara berkembang yang besar bisa mempengaruhi dan memukul negara-negara berkembang lainnya. Apalagi, Cina termasuk konsumen terbesar komoditas di dunia, yang harganya terus melorot saat ini. Misalnya, beberapa negara pengekspor komoditas, seperti Indonesia dan Malaysia, akan mengalami  pertumbuhan yang lemah.

(Baca: IMF Menilai Kinerja Ekonomi Indonesia Tahun Ini Memuaskan)

Khusus untuk Indonesia, Bank Dunia menilai pertumbuhan ekonomi sekitar 4,7 persen pada tahun lalu merupakan titik dasar sehingga akan berbalik naik menjadi rata-rata 5,8 persen pada tahun 2016-2018. Tahun ini, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3 persen atau lebih rendah dari taksiran awlanya sebesar 5,5 persen.

Prediksi tersebut lebih tinggi dibandingkan taksiran Dana Moneter Internasional (IMF), yang meramal ekonomi Indonesia tahun ini cuma tumbuh 5 persen. Sedangkan pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar 5,3 persen. Adapun Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi 2016 berkisar 5,2 hingga 5,6 persen.

Namun, Bank Dunia menggarisbawahi, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini bisa tercapai kalau pemerintah bisa menjalankan delapan paket kebijakan ekonomi yang telah dirilis sejak September tahun lalu. Paket itu diharapkan bisa memacu investasi dan mengerek produktivitas ekonomi.

Sedangkan secara umum, Kaushik Basu mengatakan, risiko perlambatan ekonomi dan gejolak pasar finansial bisa diatasi lewat kombinasi kebijakan fiskal oleh pemerintah dan kebijakan moneter oleh bank sentral. “Itu bisa mencegah risiko dan mendukung pertumbuhan ekonomi.”

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...