Jaga Stabilitas Makro, BI-Australia Sepakati SWAP Rp 100 Triliun

Muchamad Nafi
15 Desember 2015, 15:41
Gedung Bank Indonesia
Donang Wahyu|KATADATA
Gedung Bank Indonesia

Bank Indonesia memilih Australia karena dianggap memiliki keterkaitan ekonomi yang erat dengan Indonesia. Negeri Kanguru itu termasuk 10 besar mitra dagang Indonesia, juga tergolong besar dari sisi investasi. Apalagi, dolar Australia pun menjadi salah satu mata uang utama global. Namun, transaksi perdagangan Indonesia-Australia selama ini masih didominasi oleh pemakaian dolar Amerika, yakni sekitar 80 persen. Porsi pemakaian dolar Australia tergolong masih kecil.  

Sebelum dengan Australia, BI telah meneken BCSA dengan Korea Selatan yang memungkinkan swap mata uang lokal antara kedua bank sentral senilai 10,7 triliun won atau sekitar Rp 115 triliun. Lalu, pada pertengahan Oktober lalu, BI menandatangani kesepakatan serupa dengan negara di wilayah Asia Tenggara senilai US$ 2 miliar.

Adapun dengan Jepang, perjanjian yang dilakukan mencapai US$ 22,76 miliar pada akhir 2013. Sementara itu, perjanjian BCSA dengan Cina memungkinkan swap mata uang lokal antara kedua bank sentral sejumlah US$ 15 miliar, dan akan ditingkatkan lagi menjadi US$ 20 miliar dalam waktu dekat.

Agus berharap akan menambah kekuatan moneter dalam negeri melalui kerja sama tersebut. Apalagi, bank sentral Amerika, The Federal Reserve, kemungkinan menaikan Fed Rate secara bertahap. Peningkatan bertahap ini berdampak signifikan terhadap naik-turun atau volatilitas nilai tukar rupiah. (Lihat pula: Rupiah Melemah 14.100 per Dolar, BI Waspadai Dua Penyebabnya).

Hal itu terlihat dari pelemahan rupiah sejak kemarin hingga menembus level 14.000 per dolar Amerika. Hal ini karena adanya kekhawatiran pasar bahwa Fed Rate naik setelah dilakukannnya pertemuan Federal Open Market Committe pada 17 Desember nanti. Untuk tahun depan, Agus memperkirakan Fed Rate membumbung hingga 1,125 persen. Kemudian, bertambah terus sampai 2,625 persen pada 2017.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...