Pemerintah Akan Ubah Asumsi Makro 2015

Safrezi Fitra
20 November 2014, 12:35
Kementerian Keuangan
Arief Kamaludin|KATADATA
Pemerintah akan merevisi target inflasi tahun depan seiring kenaikan harga BBM bersubsidi.

KATADATA ? Pemerintah akan merevisi target inflasi tahun depan, dari 4,4 persen menjadi 5 persen. Perubahan tersebut disebabkan oleh perkiraan tambahan inflasi setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku bahwa target inflasi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 sebesar 4,4 persen, sangat sulit dicapai. Apalagi setelah pemerintah mengambil langkah reformasi fiskal dengan menaikkan harga BBM.

"(Inflasi) naik mungkin. Tapi paling ke sekitar 5 persen tahun depan," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (19/11).

Dia memperkirakan, dengan adanya kenaikan BBM, laju inflasi tahun ini bisa mencapai 7,3 persen. Angka ini lebih tinggi dari target tahun ini sebesar 5,3 persen. Dampak kenaikan BBM terhadap inflasi pun masih akan terasa dalam dua bulan pertama tahun depan.

Perubahan target inflasi ini akan diajukan sebagai rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan tahun depan. Selain target inflasi, beberapa asumsi makro pun akan direvisi dalam RAPBN-P 2015.

Asumsi makro lainnya yang akan berubah dalam pembahasan anggaran perubahan 2015 bersama parlemen, yakni harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP). Patokan ICP berubah karena harga minyak dunia mengalami penurunan.

Pada Oktober 2014, ICP sudah berada pada harga US$ 83,72 per barel, di bawah target tahun ini sebesar US$ 105 per barel. Adapun APBN 2015 mematok ICP pada harga yang sama dengan tahun ini. "Kami akan melihat lagi harga minyak dari berbagai sumber sebelum putuskan," ujarnya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto mengungkapkan khusus untuk asumsi ICP, besarannya masih harus dikonsultasikan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai otoritas terkait. "ICP relatif lebih rendah. Mungkin sekitar (US$) 100-an per barel," kata Andin.

Menurut dia, pemerintah akan tetap mengupayakan target inflasi tahun depan agar masih sesuai target. Saat ini pemerintah telah menyiapkan upaya pengendalian inflasi untuk empat bulan ke depan, sebagai upaya menghadapi dampak langsung kenaikan harga BBM.

Sementara asumsi makro yang lain, seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan target pertumbuhan ekonomi, dinilai masih relevan untuk dicapai tahun depan. Nilai tukar akan tetap pada besaran Rp 11.900 per dolar, dan target pertumbuhan akan diupayakan mencapai target 5,8 persen.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Petrus Lelyemin

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...