Minim Sentimen Positif, Rupiah Turun 0,22% dan Terlemah di Asia
Di sisi lain, Nafan menilai rupiah diperkirakan masih akan melemah seiring proyeksi pelebaran defisit transaksi berjalan. Untuk diketahui, Bank Indonesia akan merilis data neraca pembayaran termasuk data defisit transaksi berjalan Indonesia pada 16 Agustus mendatang.
"Defisit transaksi berjalan triwulan II 2020 diproyeksikan semakin dalam dari US$ 3,9 miliar menjadi US$ 10,5 miliar," ujar Nafan.
Pada triwulan I 2020, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia tercatat sebesar US$ 3,9 miliar atau 1,4% dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini menurun dari kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 8,1 miliar atau setara dengan 2,8% dari PDB.
Penurunan CAD Indonesia dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang. Surplus ini dipicu adanya penurunan impor yang lebih tinggi daripada ekspor sejalan dengan melambatnya perekonomian sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Selain surplus neraca perdagangan, penurunan defisit terjadi pada neraca jasa karena adanya penurunan defisit jasa transportasi. Lesunya ekonomi Indonesia juga menurunkan pendapatan korporasi sehingga bagi hasil kepada investor lebih rendah.
Hal ini lantas berdampak terhadap penurunan defisit neraca pendapatan primer yang turut mendorong penurunan defisit transaksi berjalan.Pergerakkan kurs rupiah sejak pekan lalu hingga hari ini cenderung berfluktuasi. Detailnya bisa dilihat dalam databoks berikut: