Potret Muram Ekonomi Saat Ini: Rekening Gendut Dana Masyarakat di Bank

Agustiyanti
21 September 2020, 20:35
dana pihak ketiga, perbankan, simpanan masyarakat, konsumsi rumah tangga, resesi ekonomi
deniskot/123rf
Ilustrasi. BI mencatat DPK perbankan pada Agustus tumbuh 11,64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kalangan Menengah Atas Tahan Konsumsi

Staf Ahli OJK Bidang Makroekonomi dan perbankan Ryan Kiryanto menjelaskan DPK perbankan tumbuh di tengah penurunan bunga karena banyak nasabah yang tak menarik dana untuk berbagai aktivitas ekonomi, baik yang bersifat produktif maupun konsumtif. "Pandemi Covid-19 disertai PSBB membuat masyarakat berpengasilan tetap dan mapan terbatas untuk melakukan konsumsi," ujar Ryan kepada Katadata.co.id, Senin (21/9).

Masyarakat yang masih membatasi konsumsi, menurut Ryan, juga terlihat dari deflasi yang terjadi selama dua bulan berturut-turut pada Juli dan Agustus seperti terlihat dalam databoks di bawah ini. 

Hal senada diungkapkan Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah. Menurut Piter, masyarakat secara umum menunda konsumsi sehingga simpanan meningkat. Hal ini terutama terjadi pada masyarakat berpenghasilan menengah tinggi.

"Ini terutama yang memiliki tabungan besar di atas ratusan juta, karena umumnya pendapatan mereka masih tetap tetapi konsumsi turun," katanya.

Di sisi lain, simpanan nasabah korporasi dalam bentuk giro juga meningkat karena aktivitas ekonomi yang masih terhambat.  Ia pun memperkirakan simpanan perbankan masih akan tumbuh kencang sepanjang konsumsi masyarakat dan perekonomian belum pulih.

Pertumbuhan DPK pada Agustus meningkat dibandingkan bulan Juli yang tumbuh 7,7% secara tahunan. Simpanan dalam bentuk giro tumbuh paling kencang pada Juli mencapai 11,2% dengan total dana yang dihimpun mencapai 1.411 triliun. Pertumbuhan giro didorong oleh simpanan nasabah korporasi nonfinansial. Sementara itu, tabungan tumbuh 8,2% dan simpanan berjangka atau deposito tumbuh 5,5%.

Berdasarkan data distribusi simpanan LPS pada Juli, kenaikan DPK didorong oleh kelompok simpanan di atas Rp 5 miliar. Pertumbuhannya mencapai 9,9% secara tahunan dengan total simpanan mencapai Rp 3.043 triliun. Selain itu, kenaikan dana juga didorong oleh kelompok simpanan Rp 200 juta hingga Rp 2 miliar dengan pertumbuhan mencapai 9%.

Sementara itu, nilai penempatan dana untuk simpanan di bawah Rp 100 juta hanya tumbuh 4,4% menjadi Rp 886 triliun.

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai golongan masyarakat menengah atas memiliki kontribusi yang besar terhadap konsumsi rumah tangga. Saat ini, kelompok masyarakat tersebut memilih untuk menahan diri untuk berberlanja atau konsumsi, terutama karena kasus Covid-19 yang masih tinggi dan ketidakpastian global.

"Mereka ini yang membuat konsumsi rumah tangga anjlok pada kuartal dua lalu," katanya.

Pemerintah, menurut dia, perlu meningkatkan keyakinan konsumen agar kelompok masyarakat golongan ini kembali mendorong belanja. Hal ini terutama dilakukan dengan penanganan pandemi covid-19 yang baik serta ketersediaan vaksin.

Ekonomi Indonesia diproyeksi terkontraksi lebih dalam dari prediksi awal terutama seiring langkah DKI Jakarta kembali memperketat pembatasan sosial berskala besar. Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memperkirakan ekonomi pada kuartal III berpotensi terkontraksi lebih dalam dari prediksi awal yakni minus 2,1% hingga tumbuh 0,2%. Namun, pemerintah masih memproyeksi ekonomi tahun ini akan tumbuh pada kisaran minus 1,1% hingga tumbuh 2% meski kemungkinan berada di batas bawah.

 "Kami siapkan kemungkinan ekonomi tumbuh paling rendah atau negatif 1,1% karena ada PSBB seperti yang terjadi di DKI," kata Sri Mulyani. 

Proyeksi kontraksi ekonomi yang lebih buruk ini seiring pengetatan kembali pembatasan sosial berskala besar yang dilakukan DKI Jakarta sejak Senin (14/9).  OECD dalam laporan terbarunya juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari minus 2,8% menjadi 3,3% meski memproyeksi ekonomi global lebih baik yakni terkontraksi 4,5% dari proyeksi sebelumnya -6%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...