Ekspor Impor Melesat, Surplus Neraca Dagang Maret Susut Jadi US$ 1,6 M

Agatha Olivia Victoria
15 April 2021, 12:00
neraca dagang, surplus neraca perdagangan, ekspor impor, ekspor, impor
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi. Sepanjang kuartal pertama tahun ini, neraca perdagangan surplus US$ 5,5 miliar.

"Impor barang konsumsi karena ada vaksin dari Tiongkok, susu dari Selandia Baru, raw sugar dari India, dan mesin AC dari Thailand," ujar Suhariyanto. 

Ia juga menyebut impor bahan baku melesat 31,1% mtm atau 25,82% yoy menjadi US$ 12,97 miliar, dan impor barang modal naik 11,85% mtm atau 33,8% yoy menjadi US$ 2,4 miliar.

"Kami berharap pertumbuhan dua digit pada  bahan baku maupun barang modal menunjukkan geliat manufaktur dan investasi sehingga mendorong pemulihan ekonomi pada kuartal I dan berlanjut kuartal II," katanya,"

Kinerja ekspor impor ini berada di atas perkiraan ekonom. Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede sebelumnya memperkirakan, ekspor tumbuh 3% secara bulanan, sedangkan impor tumbuh. Namun, Josua  memperkirakan neraca perdagangan surplus US$ 1,5 miliar, tak jauh berbeda dari catatan BPS. 

Menurut dia, kinerja ekspor Maret 2021 dipengaruhi peningkatan harga komoditas ekspor dan volume permintaan produk ekspor. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sepanjang bulan lalu tercatat naik 1,1% secara bulanan, menurun dari kenaikan 3% pada Februari 2021. Sementara, harga batubara meningkat 9,4%, naik dari minus 0,1% pada bulan sebelumnya. Selain itu, harga karet alam terpantau meningkat 3,8%, menurun dari kenaikan 5,4% pada Februari 2021.

Volume ekspor bulan lalu, menurut Josua, kemungkinan meningkat karena terdapat geliat aktivitas manufaktur dari beberapa mitra dagang utama seperti Uni Eropa, AS, Jepang. Hal tersebut juga terindikasi dari PMI manufaktur global yang meningkat meskipun aktivitas manufaktur Tiongkok dan India cenderung menurun pada periode tersebut.

Di sisi lain, impor bulan lalu didorong oleh peningkatan impor non-migas sejalan dengan peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia pada Maret 2021 mencatatkan posisi tertinggi sejak pandemi. Selain itu, menurut dia, impor migas juga berpotensi meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak mentah sekitar 5,6% secara bulanan. "Jadi, secara keseluruhan laju ekspor diperkirakan 11,77% secara tahunan sementara impor 6,14%," katanya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...