Rupiah Loyo ke 14.257/US$ Tertekan Sinyal Kuat Tapering Off Tahun Ini

Abdul Azis Said
23 September 2021, 09:46
rupiah, tapering off, kurs rupiah, dolar AS
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Ilustrasi. Kurs rupiah melemah terhadap dolar AS bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Survei yang dibuat CNBC baru-baru ini mengatakan mereka memperkirakan pengurangan pembelian obligasi akan diumumkan pada November dan dimulai pada Desember. Untuk diketahui, The Fed akan kembali menggelar pertemuan yang dijadwalkan 2-3 November mendatang, dan diperkirakan pengumuman tapering off baru akan diumumkan melalui pertemuan tersebut.

Selain itu, Powell juga memastikan pembelian aset juga direncanakan akan berakhir pertengahan tahun depan dan kenaikan suku bunga acuan baru akan terjadi setelah pembelian aset berakhir. Ia mengatakan mayoritas anggota rapat FOMC melihat kemungkinan kenaikan suku bunga akan dilakukan lebih cepat yakni pada tahun 2022, setelah sebelumnya memperkirakan baru akan menaikkan suku bunga pada tahun 2023.

Rencana kenaikan suku bunga ini dipercepat seiring ekspektasi inflasi yang dinilai sudah mulai terpenuhi. The Fed memperkirakan inflasi tahun ini sebesar 3,7%, jauh di atas perkiraan pada Juni lalu di 3%. Sementara tahun depan diperkirakan akan mulai melambat dari tahun ini di level 2,3%, ini juga lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya inflasi tahun 2022 sebesar 2,1%.

Di sisi lain, Ariston menilai penanganan pandemi di dalam negeri yang mulai membaik dapat menahan laju pelemahan rupiah hari ini. Pemerintah melanjutkan PPKM Level 1-4 di seluruh wilayah hingga 4 Oktober mendatang seiring terus turunnya kasus Covid-19. Jumlah daerah yang masuk level 4 mulai dikurangi dan kini tersisa 10 daerah di luar Jawa-Bali, sedangkan seluruh daerah di Jawa-Bali sudah keluar dari level 4.

Laporan kasus Covid-19 pada Rabu (22/9) terdapat tambahan 2.720 kasus positif baru. Meski turun dari hari sebelumnya, namun terjadi kenaikan signifikan di sejumlah wilayah. Laporan kasus di DKI Jakarta naik 114%, begitu juga di Gorontalo yang meroket 833% dan Bengkulu 100%.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto juga memperkirakan rupiah akan melemah namun tipis. Rupiah diramal bergerak di kisaran Rp 14.225-Rp 14.288 per dolar AS.

Rully menilai sikap Fed dari hasil pertemuan FOMC semalam cenderung dovish. Meski kembali mempertegas akan melakukan tapering akhir tahun ini, namun ia melihat The Fed belum memberi sinyal pasti kapan akan mulai melakukannya. Sentimen ini menurutnya membantu rupiah tidak terdepresiasi lebih dalam bahkan secara umum mendekati stabil.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...