Impor November Tertinggi Sepanjang Sejarah, BPS: Daya Beli Membaik
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor pada November yang melonjak 18,62% dibandingkan bulan lalu mencapai US$ 19.93 miliar merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Kepala BPS Margo Yuwono menyebut, lonjakan impor ini menunjukkan daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi yang semakin kuat.
"Kenapa impornya meningkat? Ini karena industri membaca sinyal permintaan pasar dan daya beli yang semakin baik," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/12).
Margo menyebut, impor pada November 2021 melesat 52,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan impor secara bulanan pada bulan lalu terutama terjadi pada impor migas yang melonjak 59,37% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$ 3,03 miliar. Impor nonmigas juga naik sebesar 13,25% menjadi US$ 16,3 miliar.
Berdasarkan penggunaannya, kenaikan impor secara bulanan terjadi pada seluruh kelompok barang. Kenaikan bulanan tertinggi terjadi pada impor barang konsumsi sebesar 25,89% dari bulan sebelumnya, disusul kenaikan 53,84% secara tahunan menjadi US$ 2 miliar. Kenaikan terutama terjadi untuk impor barang produk farmasi, sayur-sayuran dan buah-buahan.
"Peningkatan impor barang konsumi pasti indikasi pertama karena daya beli masyarakat yang membaik, apakah ini karena adanya persiapan Hari Raya Natal dan tahun baru? kalau mau dikaitkan bisa juga," kata Margo.
Nilai impor untuk bahan baku dan penolong juga naik 16,41% secara bulanan dan 60,49% secara tahunan menjadi US$ 14,33 miliar. Impor jenis barang ini berkontribusi 74,14% dari total impir RI periode tersebut.
Selanjutnya impor barang modal juga naik 25,17% secara bulanan dan 23,09% secara tahunan menjadi US$ 3 miliar. Kenaikan pada impor bahan baku/penolong serta impor barang modal memberi indikasi yang kuat bahwa industri di dalam negeri semakin baik.
"Impor bahan baku yang meningkat berarti kebutuhan bahan baku industrinya juga meningkat. Kemudian peningkatan impor barang modal, memberi sinyal bahwa sektor ekonomi membutuhkan barang modal yang lebih dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi," kata Margo.
Margo juga mencatat nilai impor Indonesia sepanjang Januari-November mencapai US$ 174,84 miliar, naik 37,53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Impor nonmigas mendominasi sebesar US$ 152,69 miliar.
Berdasarkan penggunaanya, impor barang konsumsi tercatat tumbuh paling tinggi pada Januari-Novemver 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu memcapai 37,73% menjadi US$ 17,69 miliar. Sementara impor barang modal naik 19,92% menjadi US$ 25,39 miliar, dan impor bahan bahu penolong sebesar 41,65%. menjadi US$ 131,76 miliar.