Inflasi Retail Inggris Tertinggi Satu Dekade, Bunga Acuan Naik Lagi?

Abdul Azis Said
3 Februari 2022, 09:19
inflasi, inggris
ANTARA FOTO/Justin Tallis/Pool via REUTERS/RWA/sa.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengendarai sepeda selama kunjungannya ke pasar Makanan dan Minuman Inggris yang didirikan di Downing Street, London, Inggris, Selasa (30/11/2021).

Inflasi retail Inggris yang menggambarkan kenaikan harga-harga di tingkat pengecer naik ke level tertinggi selama hampir satu dekade.  Data baru ini bisa memberi sinyal baru bank sentral Inggris (BoE) untuk mempertimbangkan kenaikan kedua untuk bunga acuannya dalam pertemuan hari ini (3/2).

British Retail Consortium (BRC)  melaporkan, inflasi harga retail pada periode Januari 2022 naik hampir dua kali lipat menjadi 1,5% secara tahunan. Kinerja itu juga merupakan rekor tertinggi sejak Desember 2012.

Harga makanan naik 2,7% pada Januari, menunjukan kenaikan dari 2,4% pada bulan sebelumnya dan tingkat tertinggi sejak Oktober 2013.

Namun, perubahan inflasi terbesar adalah pada barang-barang non-makanan, dengan kenaikan harga 0,9% dibandingkan dengan 0,2 % pada akhir tahun lalu.

"Secara khusus, furnitur dan lantai mencatat permintaan yang sangat tinggi yang menyebabkan kenaikan harga karena kenaikan biaya BBM membuat pengiriman menjadi lebih mahal," kata Kepala Eksekutif BRC Helen Dickinson dikutip dari The Guardian, Rabu (2/2).

 “Harga pangan terus meningkat, terutama produk dalam negeri yang terkena dampak buruknya panen, kekurangan tenaga kerja, dan kenaikan harga pangan global," tambah Helen.

Dia memperingatkan, kenaikan harga di tingkat pengecer ini kemungkinan masih akan berlanjut.

Dengan demikian, transmisinya kemungkinan ikut dirasakan ke konsumen. Menurutnya, pengecer telah bekerja keras untuk memotong biaya, tetapi tampaknya akan sulit untuk melindungi konsumen dari potensi kenaikan harga lebih lanjut.

Sebelumnya, data inflasi di tingkat konsumen yang dirilis pertengahan bulan lalu menunjukan kenaikan harga yang masih berlanjut.

Inflasi konsumen Inggris pada Desember mencapai 5,4% secara tahunan, rekor tertinggi sejak Maret 1992 atau hampir 30 tahun.

Inflasi inti, yang tidak menghitung komponen harga bergejolak, energi alkohol dan tembakau, telah naik 4,2% secara tahunan. Ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,9%.

 Dua data inflasi ini mengirimkan sinyal kuat bank sentral Inggris (BoE) berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan malam ini.

Ekonom ING James Smith memperkirakan BoE akan menaikan suku bunga acuannya 25 basis poin (bps) sehingga menjadi 0,5%.

"Keputusan kenaikan suku bunga yang mengejutkan pada bulan Desember memberitahu kita bahwa BoE, terutama Gubernur BoE Andrew Bailey, jelas khawatir tentang peningkatan tingkat inflasi utama dan risiko siklus harga upah,” kata Smith dikutip dari CNBC Internasional, Senin (31/1).

BoE telah menaikan bunga acuannya pada pertemuan Desember sebesar 15 bps dari 0,1% menjadi 0,25%.

Dengan demikian, jika perkiraan tersebut tidak meleset, berarti BoE akan menaikkan bunga acuannya secara berturut-turut dalam dua pertemuan terakhir. Ini merupakan langkah yang tidak pernah dilakukan salah satu bank sentral utama dunia itu sejak 2004.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...