Sri Mulyani: Pertemuan Jalur Keuangan G20 Tak Bicarakan Konflik Rusia

Abdul Azis Said
18 Februari 2022, 20:35
G20
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/POOL/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berbincang dengan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bruce Aylward (kiri) usai penutupan Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 atau Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (18/2/2022).

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 menggelar pertemuan intensif di Jakarta selama beberapa hari terakhir untuk membahas sejumlah isu ekonomi global. Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tidak ada pembahasan terkait konflik Rusia dan Ukraina pada pertemuan tersebut.

"Semua isu pasti sudah dibahas, mengenai masalah geopolitik di Ukraina kita tidak membahas isu tersebut, karena ini pertemuan jalur keuangan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring, Jumat (18/2).

Namun, Dia mengatakan para delegasi negara-negara G20 turut menyoroti adanya risiko efek limpahan berupa gangguan ke pemulihan ekonomi global akibat krisis di dua negara bekas Uni Soviet tersebut.

"Karenanya kita perlu mendudukan bagaimana supaya aspek geopolitik ini tidak menjadi isu yang kemudian melemahkan upaya pemulihan ekonomi yang sebetulnya saat ini sudah berjalan," ujar Sri Mulyani.

Adanya tensi politik antara delegasi Rusia dengan kelompok sekutu Ukraina yang hadir dalam pertemuan jalur keuangan beberapa hari terakhir tampaknya turut mempengaruhi alotnya perumusan communique. 

Dalam agenda yang diterima Katadata.co.id, adopsi communique pada pertemuan jalur keuangan pertama ini harusnya selesai digelar pada pukul 16.30 WIB dan dilanjutkan konferensi pers pada pukul 17.00. Kendati demikian, jadwal kemudian diundur hingga konferensi pers baru dimulai pada 18.45 WIB. Untuk diketahui, communique merupakan komitmen atau pernyataan bersama para anggota G20 terkait isu-isu yang dibahas pada pertemuan jalur keuangan ini.

"Untuk bisa merumuskan kata-kata seperti ini saja butuh waktu, karena pada saat yang sama dalam ruangan ada negara-negara yang memang sedang dalam tensi geopolitik tersebut, dan untuk merusmukan tentu dibutuhkan sebuah upaya menjembataninya dan lahmdulilah kita bisa mendapatkan kesepakatan." kata dia.

Seperti diketahui, hubungan antara negara-negara barat terutama yang tergabung dalam NATO dengan Rusia kembali memanas.  Meningkatnya rivalitas kedua kekuatan besar dunia itu terutama setelah muncul kabar Rusia hendak menginvasi Ukraina.

Pada awal pekan ini, Moscow telah mengklarifikasi bahwa tidak ada upaya seperti yang dituduhkan tersebut dan sudah menarik pasukannya dari perbatasan. Kendati demikian, Amerika mengklaim bahwa penarikan pasukan tidak dilakukan oleh Rusia. Amerika justru mengatakan bahwa pasukan Rusia terus bergerak menuju perbatasan dengan niat menginvasi Ukraina.

Keadaan juga sempat memanas setelah baku tembak pecah di wilayah Ukraina Timur pada Kamis malam. Kelompok pro-Rusia mengklaim pihak pemerintah Ukraina lebih dulu memulai penembakan berulang kali. Sebaliknya, Ukraina mengklaim para kelompok pro-Rusia yang justru lebih dulu melepaskan tembakan termasuk ke arah taman kanak-kanak.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...