Inflasi Masih Terkendali, BI Diramal Tahan Suku Bunga 3,5% Hari Ini
Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menahan kebijakan suku bunga 3,5% pada pertemuan bulan ini. Namun, sejumlah ekonom melihat kenaikan harga BBM bersubsidi bisa mempengaruhi arah kebijakan suku bunga bank sentral di beberapa bulan mendatang.
Dalam jajak pendapat Reuters pada 12-19 Agustus, 16 dari 27 ekonom memperkirakan BI mempertahankan benchmark tujuh hari tingkat pembelian kembali tidak berubah pada 3,5% pada pertemuan 23 Agustus mendatang. Hanya 11 ekonom yang memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut BI masih akan menahan bunga dengan pertimbangan inflasi inti yang masih terkendali. Komponen ini mencatat kenaikan 2,86% secara tahunan, masih jauh dari batas atas target inflasi tahun ini 4%.
"Volatilitas nilai tukar rupiah sepanjang bulan Agustus cenderung menurun jika dibandingkan dengan bulan Juli yang lalu, meskipun saat ini rupiah cenderung melemah tipis jika dibandingkan dengan akhir Juli," kata Josua dalam risetnya, dikutip Selasa (23/8).
Penurunan volatilitas rupiah tersebut dipengaruhi oleh rilis data inflasi AS yang cenderung menurun serta ekspektasi less-hawkish dari kebijakan moneter The Fed. Data transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II yang tercatat surplus 1,1% terhadap PDB juga diperkirakan akan tetap menjaga stabilitas rupiah.
Namun, ia melihat kedepannya BI diperkirakan akan mempertimbangkan kenaikan bunga sebesar 50-75 bps hingga akhir tahun ini.
Ini sejalan dengan ekspektasi penurunan surplus transaksi berjalan pada paruh kedua ini dan upaya menjangkar ekspektasi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan inflasi harga bergejolak dan komponen harga diatur pemerintah.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga memperkirakan suku bunga belum akan berubah. Hal ini sejalan dengan pemantauan harga sampai dengan pekan ketiga yang menunjukkan IHK bulan ini akan mencatat deflasi secara bulanan.
Rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dinilai akan ikut mempengaruhi arah kebijakan bunga BI ke depan. Namun, pengaruhnya akan bergantung terhadap seberapa besar kenaikan harga BBM ini ikut mengerek inflasi komponen inti.
"Kalau memang inflasi inti ada indikasi memanas, tentu akan lebih cepat bagi BI untuk menaikan suku bunga," kata Faisal kepada Katadata.co.id
Ia melihat ada ruang kenaikan hingga 75 bps sampai akhir tahun di tengah rencana kenaikan harga bahan bakar tersebut. Namun kenaikannya pun nanti akan sangat ditentukan seberapa besar pemerintah akan menaikkan harga BBM dari harganya saat ini.
Sinyal kenaikan harga BBM ini sudah diutarakan sejumlah pejabat negara. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan dalam sebuah seminar pekan lalu menyebut Presiden Jokowi kemungkinan mengumumkan keputusan naik tidaknya harga bahan bakar pada pekan ini.