Sri Mulyani Pamer ke DPR Mengecilnya Tambahan Utang Baru Rp307 Triliun
Realisasi pembiayaan utang pada tahun lalu lebih rendah Rp 306,9 triliun dibandingkan target seiring pendapatan yang moncer serta belanja yang lebih. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan mengecilnya tambahan utang baru pada tahun lalu menyebabkan rasio utang terjaga.
"Langkah mitigasi dari pengendalian biaya dan risiko utang serta menciptakan ruang fiskal yang lebih baik dalam jangka menegah panjang merupakan langkah strategis dalam memgembalikan kesehatan APBN," Kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (23/8).
Realisasi pembiayaan utang dalam APBN 2021 sebesar Rp 870,5 triliun, lebih rendah dari pagu awal sebesar Rp 1.177,4 triliun. Berkurangnya penerbitan utang tahun lalu berkat penerimaan negara yang moncer. Ini didorong oleh dua faktor, berlanjutnya pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang mulai naik terutama pada paruh kedua. Ini juga yang kemudian mendorong defisit APBN tahun lalu hanya 4,57% PDB dari target 5,7%.
Pemerintah juga merampingkan belanja pada tahun lalu melalui refocusing berulang kali terhadap anggaran Kementerian dan Lembaga (K/L). Sri Mulyani memastikan pemangkasan anggaran tersebut hanya dilakukan pada anggaran yang kurang prioritas.
Berkat pembiayaan utang yang bisa ditekan, posisi utang pemerintah juga dinilai masih terjaga. Pada akhir tahun lalu, utang pemerintah tercatat Rp 6.908 triliun atau 40,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Sebuah rasio yang relatif sangat moderat rendah dibandingkan banyak negar-negara di ASEAN maupun G20 serta emerging market lainnya. Level ini juga masih sesuai batas aman dalam UU keuangan negara," kata Sri Mulyani.
Pemerintah menargetkan defisit dalam APBN tahun ini sebesar 4,5% sesuai Perpres 98 2022 yang merupakan revisi atas UU APBN 2022. Namun realisasinya bisa lebih kecil lagi hingga level 3,92% seiring penerimaan negara yang kuat berkat harga komoditas, pemulihan ekonomi dan beberapa faktor yang mendongkrak penerimaan perpajakan.
Sri Mulyani sebelumnya mengatakan, target penerbitan utang tahun ini juga akan turun Rp 221 triliun dari target awal seiring defisit yang menyempit. Pembiayaan utang dalam APBN 2022 ditargetkan tahun ini sebesar Rp 943,7 triliun. Namun, realisasinya baru seperempatnya hingga Juli.