Cadangan Devisa Oktober Anjlok Demi Rupiah, Terendah Sejak Mei 2020
Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia semakin terkuras karena upaya untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah tren kenaikan suku bunga global. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober sebesar US$ 130,2 miliar, terendah sejak Mei 2020 yang tercatat sebesar US$ 130,5 miliar.
Posisi cadangan devisa akhir bulan lalu turun US$ 600 juta dalam sebulan. Ini merupakan penurunan selama dua bulan beruntun, setelah sempat stagnan pada Agustus dan terakhir kali naik pada Juni lalu.
"Penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dalam keterangan resminya, Senin (7/11).
Mengutip Bloomberg, kurs garuda sudah anjlok 10,3% sejak akhir tahun 2021 hingga akhir pekan lalu, serta pelemahan 3,2% dalam sebulan terakhir. Depresiasi rupiah sudah dimulai sejak pertengahan tahun ini di tengah pengumuman kenaikan suku bunga agresif oleh The Fed. Kenaikan bunga sebesar 75 bps sudah dilakukan selama empat pertemuan beruntun sejak Juni.
Meski cadangan devisa terus menipis, namun Junanto mengatakan posisi akhir Oktober tersebut masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Cadangan devisa Oktober setara dengan pembiayaan 5,8 bulan impor atau 5,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank Indonesia memandang cadangan devisa masih akan tetap memadai ke depannya. Hal ini didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.