Harga Beras Naik Mulai di Penggilingan, Efek Berantai Kenaikan BBM
Kenaikan harga beras menjadi salah satu penyumbang utama inflasi di awal tahun ini. Kenaikan harga beras salah satunya disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang mendorong kenaikan biaya produksi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi beras pada Januari 2023 sebesar 0,34% secara bulanan, menyumbang 0,07% terhadap total inflasi bulan lalu. Inflasi bulanan tersebut lebih tinggi dibandingkan Januari 2022 yang naiknya hanya 0,94%. Secara tahunan, beras mencatat inflasi 7,7%, dengan andil terhadap inflasi tahunan sebesar 0,24%.
"Ini lebih disebabkan oleh biaya produksi yang naik, karena beberapa ongkos produksi seperti upah buruh pertanian naik ini juga bisa karena dampak kenaikan BBM dan beberapa kenaikan komponen biaya produksi," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Rabu (1/3).
Inflasi harga beras terutama di beberapa kota di luar Jawa. Kenaikan harga tertinggi di Kota Gunungsitoli, inflasinya mencapai 8,26% secara bulanan, disusul Tual 6,89%, Mataram 6,82%, Sumenep 5,95% dan Bekasi 5,81%.
BPS mencatat harga beras meningkat bukan hanya di tingkat konsumen, tetapi juga sejak dari penggilingan. Rata-rata harga beras di tingkat penggilingan pada bulan lalu sebesar Rp 10.979 per Kg, naik 3,54% dalam sebulan, dan kenaikan 15% dari tahun lalu.
Harga beras di tingkat grosir juga naik 2,51% dalam sebulan dan 11% dalam setahun menjadi RP 11.648 per Kg. Harga di tingkat eceran sebesar Rp 12.380 per Kg, naik 2,3% dibandingkan bulan sebelumnya dan 7,7% dari tahun lalu.
Kenaikan pada harga beras seiring harga gabah yang juga terus naik. Harga gabah kering panen meningkat 3,8% dibandingkan sebelumnya. Harga gabah kering giling juga naik 5,4%.
Senada dengan Margo, Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Teuku Riefky melihat kenaikan harga beras masih terimbas kenaikan harga BBM. Kenaikan harga bahan bakar menyebabkan biaya distribusi meningkat dan juga biaya input produksi menjadi lebih mahal.
Meski demikian, ia juga menyebut ada faktor lain di luar hal itu. "Ini juga masih dipengaruhi faktor musiman yang mempengaruhi pasokan serta distribusi," kata Riefky.
Persoalan harga beras yang semakin mahal ini makin dapat sorotan dari pemerintah. Presiden Joko Widodo memanggil pimpinan Bulog, Badan Pangan Nasional, dan Kementerian Perdagangan ke istana, Selasa (31/1). Pemanggilan tersebut terkait harga beras yang terus menanjak meskipun Bulog sudah impor 500 ribu ton.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan kenaikan harga beras disebabkan oleh minimnya pasokan di dalam negeri. Menurut dia, harga beras di pasar akan kembali murah dalam waktu dekat. Pasalnya, pemerintah akan menjual beras impor kualitas premium seharga Rp 8.300 per Kilogram di tingkat konsumen.
"Kalau ada beras mahal nanti, itu berarti ada permainan di situ, karena apa? Beras ini beras premium, bukan beras medium dan kami jual ke konsumen Rp 8.300 per Kg," kata Buwas di Kompleks Istana Negara, Selasa (31/1).