Harga Pangan Meroket Selama Ramadan, Inflasi Maret Diramal Tembus 3%

 Zahwa Madjid
1 April 2024, 08:11
inflasi maret, harga beras, ramadan, harga bahan pokok,
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU
Sejumlah warga membeli kebutuhan pokok saat kegiatan pasar murah di kawasan Sidakarya, Denpasar, Bali, Jumat (2/2/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Ekonom memperkirakan inflasi Maret naik dibandingkan Februari, karena harga pangan meroket saat Ramadan. Inflasi Maret secara tahunan diramal 2,88% hingga 3,11%.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia atau BCA David Sumual memperkirakan inflasi Maret 2,88% secara tahunan atau year-on-year (yoy) atau 0,3% secara bulanan alias month to month (mtm).

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan 1,68% yoy dan  0,16% mtm. “Inflasi mulai terkerek karena efek seasonal bulan puasa,” ujar David kepada Katadata.co.id, Senin (1/4).

David menilai, penyebab utama inflasi Maret secara tahunan naik yakni kenaikan harga bahan pokok terutama beras, telur ayam, bawang merah, dan daging ayam.

“Inflasi inti kemungkinan tetap. Sebagian besar komponennya tidak ada perubahan terlalu signifikan, karena terlihat sebagian besar masih berhati-hati dalam berbelanja,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai tren kenaikan inflasi Maret didorong oleh kenaikan harga pangan selama Ramadan. Ia memprediksi inflasi Maret secara bulanan 0,58% atau naik dibandingkan Februari 0,37%.

Senada dengan David, menurut dia lonjakan inflasi didorong oleh kenaikan harga bahan makanan. Pasokan bahan makanan terbatas terutama karena El Nino dan puncak musim panen yang bergeser ke akhir Maret dan awal April.

“Di satu sisi, ada lonjakan musiman dalam permintaan selama Ramadan,” ujar Joshua kepada Katadata.co.id, Senin (1/4).

Josua memperkirakan inflasi tahunan pada Maret 3,11% atau naik dibandingkan Februari 2,75%. “Ini terutama disebabkan oleh harga bergejolak terkait harga pangan, yang diproyeksikan naik dari 8,47% yoy menjadi 8,50% yoy,” ujarnya.

Sementara itu, ia memproyeksikan inflasi inti naik dari Februari 1,68% yoy menjadi 1,71% yoy. “Hal ini mencerminkan peningkatan permintaan selama Ramadan, kenaikan harga emas dan inflasi impor di tengah depresiasi rupiah,” ujarnya.



Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...