Rupiah Menguat ke 15.120 per US$ Usai Komentar Dovish Bos The Fed
Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis satu poin ke level Rp 15.149 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Namun, rupiah menguat seiring sinyal dovish para pejabat bank sentral AS, The Federal Reserve pada acara tadi malam.
Dovish adalah kondisi yang memungkinkan bank sentral untuk menunda menaikkan suku bunga atau melonggarkan kebijakan moneter. Sebaliknya, hawkish adalah kondisi yang memungkinkan bank sentral untuk segera menaikkan suku bunga atau memperketat kebijakan moneter.
Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik menguat dari posisi pembukaan ke arah Rp 15.120 pada pukul 09.50 WIB atau terapresiasi 0,18% dari posisi penutupan kemarin di Rp 15.148 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS pagi ini. Peso Filipina menguat 0,36% bersama dolar Taiwan 0,12%, rupee India 0,04%, yuan Cina dan baht Thailand 0,07%, ringgit Malaysia 0,06%. Sebaliknya, won Korsel melemah 0,02% bersama dolar Singapura 0,08% dan yen Jepang 0,17%.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah menguat setelah sinyal dovish bank sentral AS, The Fed semalam. Rupiah akan menguat ke arah Rp 15.100 dengan potensi resistance di kisaran Rp 15.180 per dolar AS.
Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya di sebuah acara semalam menekankan bahwa proses disinflasi alias penurunan tekanan inflasi telah dimulai. Ia mengulang komentar yang disampaikannya dalam pertemuannya awal bulan ini saat menaikkan bunga 25 bps.
"Penegasan (disinflasi) tersebut bisa diterjemahkan ke kebijakan kenaikan suku bunga yang melonggar. Hal tersebut mungkin bisa mendorong penguatan rupiah terhadap dollar AS hari ini," kata Ariston salam catatannya pagi ini, Rabu (8/2).
The Fed sudah menaikkan bunga delapan kali sejak kenaikan pertama Maret tahun lalu. Bunga sudah naik 450 bps atau 4,5%, dengan kenaikan mulai melonggar hanya seperempat persen pada pertemuan terakhir.
Namun, Ariston juga menyebut pasar tetap mewaspadai kondisi ekonomi AS yang tetap membaik yang bisa membuka kembali ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif. Data ketenagakerjaan AS bulan Januari yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan kondisi yang masih kuat.
Powell juga dalam komentarnya semalam mengatakan, pihaknya akan terus mencermati data-data terbaru, terutama pasar tenaga kerja dan inflasi. Ia menyebut pihaknya mungkin akan menaikkan lebih tinggi dari perkiraan pasar jika data tenaga kerja menunjukkan kondisi masih kuat dan inflasi meningkat.
Analis DCFX Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan menguat didukung pelemahan pada dolar AS setelah gubernur The Fed menyampaikan komentar bernada dovish. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.050-Rp 15.200 per dolar AS.
"Dari domestik, investor menantikan data indeks kepercayaan konsumen siang ini," kata Lukman dalam catatannya.