Rupiah Berpeluang Menguat, Pasar Nantikan Kebijakan Suku Bunga The Fed
Sejumlah analis memproyeksikan peluang penguatan rupiah menjelang pengumuman kebijakan Federal Reserve atau The Fed pada Kamis dini hari (19/12). Indeks dolar AS juga pada pagi ini juga bergerak sedikit lebih rendah dibandingkan pagi kemarin sekitar 106.77 versus 106.85.
“Dolar AS terlihat melakukan konsolidasi terhadap nilai tukar lainnya menjelang pengumuman kebijakan moneter AS,” kata pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (17/12).
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan pada Desember 2024 hingga 25 basis poin. Namun The Fed kemungkinan akan menahan suku bunga lebih lama karena data ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan, seperti Indeks Manajer Pembelian (PMI).
“Data PMI komposit AS pada Desember 2024 yang lebih bagus dari sebelumnya yaitu 56,6 dan juga data inflasi AS yang sulit bergerak lebih rendah dari sebelumnya,” ujar Ariston.
Dengan kondisi itu, rupiah berpeluang menguat. “Peluang penguatan rupiah ke arah Rp 15.950 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke arah Rp 16.020 per dolar AS hari ini,” kata Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka melemah pada level Rp 16.028 per dolar AS. Level ini melemah 26,50 poin atau 0,17% dari penutupan sebelumnya.
Rupiah Masih Berpeluang Terkonsolidasi
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong justru memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi pada hari ini. Meski begitu, nilai tukar rupiah berpotensi menguat terbatas.
“Penguatan terbatas ini karena adanya koreksi pada dolar AS setelah data manufaktur PMI AS yang lebih lemah dari perkiraan,” kata Lukman.
Selain itu, investor juga masih wait and see akibat kekhawatiran prospek suku bunga The Fed menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan ini. Rupiah pada hari ini diperkirakan berada pada level Rp 15.950 hingga Rp 16.100 per dolar AS.
Senada dengan keduanya, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana juga memprediksi penguatan rupiah. “Semoga hari ini rupiah terapresiasi ke Rp 15.890 hingga Rp 16.090 per dolar AS,” ujar Fikri.
Fikri menjelaskan, beberapa faktor yang akan memengaruhi pergerakan rupiah yaitu pelemahan indeks dolar AS dalam satu pekan terakhir. Selain itu juga surplus neraca perdagangan Indonesia yang naik ekspansif menjadi US$ 4,42 miliar pada November 2024.