Rupiah Melemah Pagi Ini Jelang Rilis Notulen Rapat The Fed

Abdul Azis Said
21 Februari 2023, 09:53
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 12 poin ke level Rp 15.171 per dolar AS di pasar spot pagi ini, Selasa (21/2). Pasar mengantisipasi pandangan hawkish bank sentral AS, The Fed, dalam notulen rapat terakhirnya yang akan dirilis pekan ini.

Istilah hawkish biasa muncul sebagai respon untuk menggambarkan kebijakan moneter yang cenderung ketat seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi neraca bank sentral.

Mengutip Bloomberg, rupiah melemah ke arah Rp 15.173 pada pukul 09.25 WIB, turun 0,09% dari posisi penutupan kemarin.

Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah pagi ini kecuali ringgit Malaysia dan rupee India. Yen Jepang terkoreksi tipis 0,07%, dolar Hong Kong 0,04%, dolar Singapura 0,08%, dolar Taiwan 0,09%, won Korsel 0,13% , peso Filipina 0,02%, yuan Cina 0,14%, dan baht Thailand 0,29%.

 Analis DCFX, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan melemah hari ini jelang rilis notulen rapat bank sentral AS, The Fed. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.100-Rp 15.250 per dolar AS.

 "Rupiah diperkirakan akan range-bound dengan kecenderungan melemah terhadap dolar AS, investor wait and see menantikan pernyataan Gubernur The Fed Powell dalam risalah pertemuan," kata Lukman dalam catatannya, Selasa (21/2).

 Pasar mengantisipasi notulen rapat yang akan dirilis memuat komentar hawkish pembuat kebijakan The Fed. Beberapa data ekonomi AS yang dirilis beberapa waktu terakhir juga mengindikasikan dukungan atas ekspektasi tersebut.

Data pasar tenaga kerja AS menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang masih ketat, inflasi yang masih tinggi, penjualan ritel yang kuat, dan harga produsen yang lebih tinggi. Data-data tersebut telah meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lagi untuk menjinakkan inflasi.

Suku bunga The Fed naik ke kisaran 4,5%-4,75% pada awal Februari 2023. Ini merupakan level tertinggi dalam 16 tahun terakhir, tepatnya sejak Oktober 2007 seperti terlihat pada grafik.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra melihat ekspektasi berlanjutnya kebijakan moneter ketat The Fed akan menekan rupiah hari ini. Ia memperkirakan kurs garuda terkoreksi ke kisaran Rp 15.220 dengan potensi support di kisaran Rp 15.150 per dolar AS.

 "Pagi ini sentimen pasar juga tidak terlalu positif, indeks saham Asia terlihat melemah, mungkin terbawa oleh data indeks manufaktur Jepang bulan Februari yang berkontraksi lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya," kata Ariston dalam catatannya.

 Di sisi lain, kabar positif datang dari dalam negeri. Neraca transaksi berjalan kuartal empat kembali mencetak surplus sebesar US$ 4,3 miliar meskipun sedikit lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Data tersebut membantu penguatan rupiah kemarin dan bisa menahan pelemahan tidak terlalu dalam hari ini.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...