Kasus Covid-19 Meningkat Lagi, Ekonomi Indonesia Bakal Anjlok?

Abdul Azis Said
4 Mei 2023, 16:08
kasus covid-19, ekonomi Indonesia, covid-19
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/YU
Ilustrasi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 3 Mei, konfirmasi kasus positif baru Covid-19 mencapai 2.647 dengan kematian 25 orang.

Kasus positif Covid-19 kembali meningkat, diikuti kenaikan pada jumlah pasien yang harus dirawat di rumah sakit dalam beberapa hari terakhir. Meski demikian, ekonom belum khawatir kenaikan kasus akan menyebabkan perekonomian jatuh seperti tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 3 Mei, konfirmasi kasus positif baru mencapai 2.647 dengan kematian 25 orang. Kenaikan kasus juga diikuti peningkatan perawatan pasien di rumah sakit yang tercermin dari okupansi tempat tidur yang meningkat. Beberapa rumah sakit mengalami lonjakan lebih dari 50%.

Jika melihat catatan historis tiga tahun ke belakang, kenaikan kasus sering kali menjadi kabar buruk bagi perekonomian. Pada awal gelombang Covid-19 tahun 2020, perekonomian Indonesia bahkan minus  karena masyarakat diam di rumah dan aktivitas ekonomi terhenti.

Kendati demikian, Ekonom CORE Indoensia Yusuf Rendy Manilet belum begitu khawatir kenaikan kasus belakangan ini akan memukul perekonomian. Selain karena lonjakannya kasus barunya belum separah saat varian Delta dan Omicron, mayoritas masyarakat Indonesia juga sudah memperoleh vaksinasi.

Menurut dia, daya tahan masyarakat terhadap Covid-19 saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya karena makin banyak yang sudah memperoleh vaksinasi, termasuk suntikan booster. ondisi itu seharusnya bisa meminimalisir peningkatan signifilan pasien yang harus dirawat di rumah sakit.

"Atas dasar itu, kemungkinan pendekatan yang diambil pemerintah tidak akan ekstrem seperti saat ada Delta maupun Omicron yang meneraplan PPKM ketat untuk meminimalisir penularan," kata Yusuf, Kamis (4/5). 

Kebijakan restriski seperti PPKM ini sangat berpengaruh ke ekonomi. Kebijakan restriksi Covid-19 yang ketat bisa membebani perekonomian karena aktivitas masyarakat terhenti. Namun Yusuf melihat kalaupun pemerintah harus kembali memberlakukan PPKM, kebijakannya kemungkinan tidak seketat sebelumnya. 

Senada, ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB Universitas Indonesia juga melihat kenaikan kasus saat ini belum memberi dampak yang signfikan ke perekonomian. Menurutnya, kasus Covid-19 juga tidak lagi menjadi perhatian khusus terhadap prospek perekonomian tahun ini.

"Tentu dampaknya ke ekonomi akan besar jika kasusnya naik tajam, tetapi besaran dampaknya tentu akan tergantung seberapa tajam kenaikannya," ujarnya.

Kementerian Kesehatan  kembali memperingatkan masyarakat terkait peningkatan kasus Covid-19. Kenaikan itu pun diiringi makin banyak pasien yang harus dirawat di rumah sakit. Berdasarkan data Rabu (3/5),  sebanyak 2.696 pasien masih dirawat di rumah sakit, mayoritas pasien isolasi dan 140 diantaranya pasien intensif.

Tingkat keterisian Rumah Sakit atau Bed Occupacy Ratio (BOR) juga naik dari 7,47% pada 29 April lalu menjadi 8,1% per kemarin siang pukul 14.00 WIB. Beberapa rumah sakit dilaporkan mengalami peningkatan BOR lebih dari 50% hanya dalam sehari kemarin.

Kemenkes juga mencatat, sekitar sepertiga dari pasien yang dirawat di rumah sakit diketahui belum menerima vaksinasi. Bahkan hampir separuh kematian pasien Covid-19 sepanjang tahun ini, sebanyak 1.423 orang, diketahui belum divaksinasi.

"Masyarakat jangan lengah. Perketat kembali protokol kesehatan terutama memakai masker dan segera lakukan booster," ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril.

 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...