Inflasi Mei Diramal Masih Tinggi karena Harga Bawang dan Telur Naik
Inflasi diramal melandai pada Mei mendekati level 4% secara tahun. Meski demikian, kenaikan sejumlah bahan pangan seperti bawang merah dan putih akan membuat inflasi tetap tinggi dan belum kembali ke sasaran target bank sentral di bawah 4%.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis angka indeks harga konsumen (IHK) Mei pada siang ini pukul 11.00 WIB. Dikutip dari investing.com, mayoritas pelaku pasar memperkirakan inflasi tidak akan setinggi bulan sebelumnya yakni mencapai 4,23% secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya 4,33%.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi sedikit di atas ekspektasi pasar tetapi masih lebih rendah dari April yakni 4,24%. Inflasi terutama masih didorong harga pangan bergejolak dan komponen inti.
"Inflasi harga bergejolak cenderung meningkat sepanjang bulan Mei," kata Josua dalam catatannya dikutip Senin, (5/6).
Beberapa harga bahan makanan meningkat sepanjang bulan lalu menjadi pemicu kenaikan inflasi harga bergejolak. Harga beras naik 1,5% dibandingkan April, daging ayam 8%, daging sapi 0,7%, telur ayam 4,6%, bawang merah 14,3%, bawang putih 11,6%, minyak goreng 4,6%.
Inflasi inti diperkirakan melandai berkisar 2,81% dari bulan sebelumnya 2,83%. Ini sejalan dengan penurunan harga emas sepanjang bulan Mei sekitar 0,84%.
Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah diperkirakan akan melandai sejalan dengan normalisasi tarif transportasi yang sempat meningkat pada bulan April karena monentum mudik Lebaran.
Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan inflasi akan menguat pada Mei menjadi 4,34%. "Masih digerakkan bahan makanan, seperto daging ayam, minyak goreng, dan beras meski sudah lewat periode lebaran," kata David.
IHK April 2023 sebesar 4,33% secara tahunan, melanjutkan penurunan selama dua bulan beruntun dan semakin mendekati target bank sentral di bawah 4%. Beberapa kelompok barang yang mencatat inflasi masih di atas 4% seperti makanan, minuman dan tembakau, kelompok transportasi, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,67%.