Banggar DPR Sepakati Asumsi Dasar RAPBN 2024, Volume BBM Subsidi Naik

Abdul Azis Said
16 Juni 2023, 14:11
banggar, dpr ri, rapbn 2023, subsidi bbm, bbm
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Suasana rapat kerja Pemerintah dengan Banggar DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Badan Anggaran DPR RI menyepakati sejumlah asumsi dasar ekonomi makro di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, RAPBN 2024. Target pertumbuhan ekonomi disepakati antara 5,1 dan 5,7%, sedangkan volume penyaluran BBM subsidi dinaikkan menjadi 18,7-19,5 juta kilo liter. 

Rapat Banggar DPR RI bersama pemerintah dan Bank Indonesia pagi ini menyepakati empat hasil pembahasan asumsi dasar RAPBN 2024 di tingkat panitia kerja alias panja. Keempat hasil tersebut yakni:

  1. Laporan dari panja kebijakan fiskal pendapatan, defisit dan pembiayaan,
  2. Laporan dari panja rencana kerja pemerintah dan prioritas anggaran
  3. Laporan dari panja kebijakan belanja pemerintah pusat
  4. Laporan dari panja kebijakan transfer ke daerah atau TKD. 

"Dengan izin bapak ibu sekalian, hari ini kita mengambil keputusan terhadap hasil empat Panja. Ini tidak dibacakan dan ada di lampiran yang tidak terpisahkan, apakah dapat disetujui? Setuju," kata Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah dalam rapat kerja hari ini, Jumat (16/6).

Berikut detail kesepakatannya:

Asumsi Dasar RAPBN 2024

  • Pertumbuhan ekonomi 5,1-5,7%
  • Inflasi 1,5 -3,5%
  • Nilai tukar rupiah 14.700- 15.200
  • Suku bunga SBN 10 tahun 6,49-6,91%
  • Harga minyak mentah Indonesia USD 75-80 per barel
  • Lifting minyak bumi 615 ribu-640 ribu barel per hari
  • Lifting gas bumi 1.030 ribu-1.036 ribu barel setara minyak per hari

 Target dan indikator pembangunan

  • Angka kemiskinan 6,5-7,5%
  • Tingkat pengangguran terbuka 5-5,7%
  • Rasio gini 0,374-0,377
  • Indeks pembangunan manusia 73,99-74,02
  • Nilai tukar petani 105-108
  • Nilai tikar nelayan 107-110

Subsidi 

  • Volume minyak tanah bersubsidi 0,575-0,580 juta kilo liter
  • Volume minyak solar subsidi 18,16-19 juta kilo liter
  • Volume LPG bersubsidi 8,2-8,3 juta metric ton
  • Subsidi tetap minyak solar Rp 1.000-3.000 per liter
  • Subsidi listrik Rp 70,73-75,70 triliun

Kesepakatan Lain

  • Rasio perpajakan 9,95-10,2% 
  • Cost recovery US$ 8-8,25 miliar

Said menyebut Banggar sepakat dengan target pertumbuhan ekonomi tahun depan karena berbagai bacaan lembaga ekonomi internasional mendukung ekspektasi pertumbuhan yang makin kuat. Volatilitas harga komoditas juga diramal mereda sehingga panja sepakat dengan target inflasi pemerintah 1,5-3,5%.

Banggar optimistis terhadap penguatan rupiah tahun depan tetapi memberi catatan perlu memperluas kerja sama transaksi mata uang lokal alias LCT. Sementara, imbal hasil atau yield akan menurun karena dolar AS juga melemah.

Harga minyak mentah lebih rendah dari usulan pemerintah di US$ 75-85 karena Banggar melihat harga minyak mentah di level global juga akan terus turun sekalipun ketegangan geopolitik masih berlangsung. Catatan lainnya, Banggar meminta pemerintah meningkatkan upaya untuk mendongkrak lifting migas. 

Target rasio perpajakan yang disepakati lebih tinggi dari usulan pemerintah 9,91-10,18% karena Banggar melihat pemerintah sudah memiliki landasan struktural instrumen perpajakan melalui UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Volume BBM bersubsidi, baik minyak tanah maupun solar dipatok lebih tinggi dari tahun ini. "Mengingat tingkat permintaan akan semakin besar karena makin kuatnya ekonomi nasional, dan mengantisipasi kerawanan gejolak sosial di tahun pelaksanaan pemilu," demikian dikutip dari bahan paparan Said.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...