Rupiah Kembali Menguat Meski The Fed Singgung Kenaikan Suku Bunga
Rupiah menguat 14 poin ke level Rp 14.938 per dolar AS pada pembukaan perdagangan di pasar spot Kamis (22/6) pagi ini. Kurs garuda dan mayoritas mata uang regional menguat meski bank sentral AS, The Fed, kembali menyinggung rencana kenaikan suku bunga acuan setelah dipertahankan pada pekan lalu.
Dikutip dari Bloomberg, rupiah terus menguat ke arah 14.918 pada pukul 09.30 WIB, atau sudah terapresiasi 0,23% dari posisi penutupan kemarin sore.
Mayoritas mata uang regional menguat pagi ini kecuali dolar Taiwan, ringgit Malaysia dan baht Thailand. Rupiah mencatat penguatan paling besar di kawasan, disusul won Korea Selatan 0,13%, peso Filipina 0,12% dan rupee India 0,10%.
Rupiah diramal menguat hari ini setelah pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Kongres AS semalam. Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah menguat ke arah 14.900, dengan potensi resisten di kisaran 15.000 per dolar AS.
Powell dalam pidatonya semalam mengatakan perjalanan masih panjang untuk membawa inflasi turun mencapai target di bawah 2%, meski tanda-tanda penurunan sudah terlihat. Dia menegaskan, sebagian besar anggota komite The Fed menilai kenaikan bunga acuan masih perlu dilakukan.
Dalam pertemuan pekan lalu, mayoritas anggota komite The Fed menunjukkan mayoritas menganggap masih perlu kenaikan 50 bps lagi tahun ini. Artinya, kemungkinan masih akan ada kenaikan dua kali sampai akhir tahun dengan asumsi kenaikannya 25 bps per pertemuan.
Powell mengatakan ekspektasi inflasi semakin terkelola dengan baik. Karena itu, menurutnya kenaikan bunga akan dilakukan dengan kecepatan lebih moderat.
"Pernyataan Powell tersebut lebih dovish dibandingkan sepekan sebelumnya sehingga mendorong pelemahan dolar terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Kamis (22/6).
Kini, pasar akan menunggu respons dari Bank Indonesia pada pertemuan siang ini. BI dijadwalkan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya pada pukul 14.00 WIB.
Ariston memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuannya untuk mendukung penguatan rupiah. Ini mempertimbangkan inflasi yang masih stabil dan prospek pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi.
Senada, analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah menguat hari ini. Ia menilai, meski The Fed mengulang pernyataan hawkishnya soal suku bunga ke depan, tetapi pasar tak terkejut karena sudah sesuai ekspektasi.
"Investor akan menantikan rapat gubernur BI yang diperkirakan menahan suku bunga, namun pasar mengharapkan respons BI akan perkembangan akhir-akhir ini dari ekspektasi tingkat suku bunga The Fed," kata Lukman.
Ia meramalkan rupiah bergerak di rentang 14.875-15.000 per dolar AS.