Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diprediksi Melambat karena Ekspor Lesu

Abdul Azis Said
7 Agustus 2023, 07:51
Gedung bertingkat dan pemukiman warga terlihat dari kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Jumat (5/5/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2023 mencapai 5,03 persen secara tahunan (yoy) yaitu men
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.
Gedung bertingkat dan pemukiman warga terlihat dari kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Jumat (5/5/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2023 mencapai 5,03 persen secara tahunan (yoy) yaitu mengalami kontraksi 0,92 persen dibandingkan pada kuartal IV tahun 2022.

Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini diperkirakan tidak setinggi kuartal sebelumnya. Konsumsi masyarakat memang masih akan menopang pertumbuhan dengan adanya momentum lebaran, tetapi ekspor makin lesu karena penurunan harga komoditas.

Beberapa ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan di bawah 5%, lebih rendah dari kuartal pertama tahun ini sebesar 5,03%. BPS akan mengumumkan realisasi pertumbuhan tersebut siang ini pukul 11.00 WIB.

 Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 sebesar 4,95% secara tahunan. Namun demikian, pertumbuhan secara kuartalan lebih tinggi yakni sebesar 3,65% dari kuartal pertama minus 0,92%.

 David menilai belanja masyarakat melambat dipengaruhi penurunan harga komoditas. Pertumbuhan konsumsi juga tidak terlalu signifikan karena sudah terjadi tahun lalu. 

"Kredit dan uang beredar juga yang melambat. Tetapi pada Juli-Agustus penjualan mobil dan ritel mulai membaik," kata David dikutip Senin (7/8).

 Investasi pada kuartal kedua ini juga dinilai masih tertahan, salah satunya karena perilaku wait and see jelang Pemilu 2024.

 Senada dengan David, Kepala Ekonom BNI Sekuritas, Damhuri, memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua melambat ke 4,96%. Pertumbuhan masih akan ditopang konsumsi masyarakat yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya karena daya beli membaik dan adanya momentum lebaran.

 Namun, perlambatan pada kuartal kedua dipengaruhi karena belanja pemerintah. Dari sisi investasi juga tidak begitu kuat karena lesunya aliran masuk modal asing, meski penanaman modal di dalam negeri membaik.

 "Sumbangan net ekspor akan menurun sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekspor akibat penurunan volume permintaan dan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia," kata Damhuri.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...