LCT Lindungi UMKM dari Gejolak Dolar AS dan Guncangan Geopolitik

Lavinda
Oleh Lavinda
11 Oktober 2023, 16:13
LCT
Bank Mandiri
LCS bertujuan untuk mempercepat mekanisme penyelesaian transaksi bilateral antarnegara, menggunakan mata uang masing-masing negara tujuan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai transaksi mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) dapat melindungi pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) terhadap fluktuasi mata uang dolar AS. Ini terutama di tengah ketidakpastian kondisi geopolitik.

Indonesia telah meresmikan skema LCT yang berlaku di lima negara Asia Tenggara dan kawasan, yakni: Malaysia, Thailand, Jepang, Cina, dan Korea Selatan.

“Menurut saya penting untuk membuat stabilisasi perekonomian di Asia Tenggara, terutama untuk melindungi UMKM terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing akibat situasi geopolitik,” kata Airlangga dalam acara UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 seperti dikutip Antara, Rabu (11/10).

Dengan adanya kerja sama bilateral LCT, para pelaku UMKM dapat bertransaksi di luar Indonesia menggunakan Quick Response Code (QR) dari masing-masing negara. Ini sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan mata uang dolar AS di kawasan Asia.

Deputy Secretary General for the ASEAN Economic Community Satvinder Singh menilai LCT merupakan skema kerja sama ini penting bagi perekonomian Asia Tenggara secara keseluruhan. Menurut dia, kerja sama itu juga menjadi wujud kolaborasi ekonomi digital antar negara Asia Tenggara.

"LCT akan mempererat kerja sama antar negara di kawasan, dengan memanfaatkan digitalisasi, kemudahan bertransaksi. Skema ini juga menjadi cerminan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS," kata Satvinder.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan nilai transaksi penggunaan mata uang lokal dalam transaksi Indonesia dengan negara mitra per Agustus 2023 mencapai 4,3 miliar dolar AS.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan capaian transaksi tersebut lebih baik bila dibandingkan perolehan akumulasi pada 2022 yang senilai US$ 4,1 miliar.

Selain itu, terjadi peningkatan jumlah pelaku LCT dari 1.741 pelaku pada 2022 menjadi 2.287 pelaku saat ini. Hingga sekarang ini, Malaysia menjadi mitra utama LCT, atau mewakili 37% dari transaksi LCT.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...