Rupiah Hampir Rp 16.000 per Dolar AS, Airlangga: Kami Monitor Saja

Andi M. Arief
24 Oktober 2023, 10:26
rupiah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Pemerintah belum akan menerapkan strategi khusus terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Bank Indonesia mencatat kurs Rupiah saat ini hampir mencapai Rp 16.000 atau senilai Rp 15.943 per kemarin, Senin (23/10).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penguatan nilai tukar dolar AS terjadi di seluruh dunia terhadap semua mata uang. "Ya, kami monitor saja pelemahan nilai tukar rupiah tersebut," kata Airlangga di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (24/10).

Analis Pasar Uang Lukman Leong berpendapat rupiah berpotensi rebound atau menguat hari ini. Sebab, indeks dolar AS terkoreksi dan imbal hasil obligasi atau surat utang yang  turun.  

“Investor menantikan data manufaktur AS malam ini yang diperkirakan turun,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id. Ia memperkirakan, rupiah bergerak dalam rentang Rp 15.850 hingga Rp 16.000 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menyebut dolar AS terkoreksi terhadap mayoritas mata uang pada perdagangan kemarin. Indeks dolar berada di 105.6 pagi ini, atau turun dibandingkan sehari sebelumnya di level 106.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai, pelemahan rupiah berpotensi mengganggu daya saing industri manufaktur nasional. Pada saat yang sama, kondisi ini akan membawa keuntungan bagi eksportir lokal.

Para eksportir dapat memperoleh keuntungan dari selisih kurs tersebut. Namun, mayoritas industri manufaktur masih memperoleh mayoritas bahan baku dari luar negeri.

Karena itu, pelemahan rupiah dapat menaikkan biaya produksi yang akhirnya menggerus daya saing industri nasional. "Kami melihat bahwa pasar ekspor global itu pada tingkat tertentu, sedang terganggu akibat pelemahan daya beli masyarakat globa," kata Agus kemarin.

Ketua Indonesian Iron and Steel Industry Association Purwono Widodo berpendapat pelemahan rupiah dapat meningkatkan biaya produksi dalam jangka pendek. Ini karena mayoritas industri baja masih mengandalkan impor untuk mendapatkan bahan baku, seperti bijih besi maupun skrap baja.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...