OECD Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan 5,2%

Image title
3 Desember 2023, 14:30
pertumbuhan ekonomi, OECD
ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/YU
Ilustrasi, aktivitas ekonomi.

Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2% pada 2024, dan akan tetap stabil setahun berikutnya.

"Aktivitas perekonomian Indonesia terus berjalan dengan baik, dengan pertumbuhan PDB riil sebesar 4,9% pada 2023, yang akan meningkat menjadi 5,2% pada 2024. Konsumsi rumah tangga, akan tetap menjadi mesin utama perekonomian," tulis OECD dalam laporannya, dikutip Minggu (3/12).

Mengutip OECD Economic Outlook, perekonomian Indonesia tahun depan yang meningkat merupakan buah dari kondisi yang membaik tahun ini. PDB 2023 diprediksi mencapai 4,9%, mendekati tingkat rata-rata tahunan 5% yang dicapai sejak 2000.

Beberapa indikator juga menunjukkan adanya perbaikan permintaan. Sektor manufaktur misalnya, terus bertumbuh pada akhir kuartal III dengan laju yang lambat tetapi solid. Selain itu, tingkat hunian hotel pada Januari-Juli ahun ini telah melampaui tingkat sebelum pandemi Covid-19.

Jumlah pengangguran pun telah turun di bawah 8 juta, dan tingkat pengangguran berada di bawah 6%. Kemudian, terdapat juga tanda-tanda positif bagi investasi keuangan dalam jangka panjang, dimana Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah pencatatan saham baru terbesar keempat di dunia pada periode Januari-Oktober.

Namun, pembelian semen, serta impor mesin dan peralatan tercatat lebih rendah. Dua indikator ini dipandang OECD sebagai indikator utama investasi tetap, yang menyokong pertumbuhan ekonomi. Tantangan lain, hadir dalam bentuk pembiayaan perbankan kepada dunia usaha yangs sedikit lesu menjelang akhir tahun.

Meski ada penurunan pembelian semen, serta impor mesin dan peralatan, OECD tetap menilai Indonesia dalam jalur yang tepat untuk mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Alasannya, koordinasi yang erat antara kebijakan fiskal dan moneter telah mendukung pertumbuhan dan ketahanan ekonomi.

Dampak dari enam langkah kenaikan suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI) sebelumnya semakin terlihat, dengan inflasi kini berada dalam kisaran target. Inflasi yang ditunjukkan dari indikator consumer price index (CPI) diperkirakan berada di level 3,6% tahun ini, dan kemudian akan turun menjadi 2,4% tahun depan.

"Berdasarkan asumsi pasar komoditas saat ini, dan jika ketegangan global tidak meningkat, BI kemungkinan akan melakukan penurunan suku bunga pertama pada pertengahan 2024. Mengingat revisi target inflasi tahun depan lebih ambisius, peralihan ke kebijakan moneter yang lebih akomodatif kemungkinan akan dilakukan secara hati-hati dan bertahap," tulis laporan OECD.

Indonesia diproyeksikan akan mempertahankan pertumbuhan yang cepat dan stabil selama periode proyeksi. Kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik, inflasi yang lebih rendah, dan perbaikan sentimen investor, akan mendukung konsumsi dan investasi. Hal ini akan mengimbangi gambaran perdagangan global yang suram. Selain itu, arus wisatawan yang tinggi, serta pengeluaran rata-rata, diperkirakan juga mendukung prospek ekonomi Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...