Rupiah Menguat 15.410 di Atas Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed
Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat sebesar 0,13% ke level 15.410 pada perdagangan pagi ini, Kamis (28/12).
Analis pasar uang, Lukman Leong menilai rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang kembali melemah setelah data manufaktur yang lemah. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang 15.350-15.450 terhadap dolar.
“Pelemahan ini meningkatkan harapan investor akan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve,’ ujar Lukman.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai, dolar AS masih menunjukkan pelemahannya terhadap rupiah hari ini setelah data-data ekonomi AS yang kurang meyakinkan pekan lalu. Pekan lalu, data PDB kuartal ketiga AS direvisi turun dari 5,2% menjadi 4,9%.
“Data indikator inflasi Core PCE Price Index bulan November month-to-month dirilis di bawah ekspektasi pasar, 0,1% vs 0,2%,” ujar Ariston.
Data yang di bawah perkiraan ini mendukung ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga acuan ke depannya sehingga tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun tertekan. Yield bergerak turun di level 3,81% dari sebelumnya di kisaran 3,9%
Survei CME FedWatch Tool memperlihatkan probabilitas yang tinggi bahwa suku bunga acuan AS akan dipangkas di bulan Maret. Potensi penguatan rupiah di kisaran 15.380 dengan potensi resisten di kisaran 15.460.
Sejumlah mata uang Asia menunjukkan penguatan. Melansir Bloomberg, baht Thailand menguat 0,20%, ringgit Malaysia menguat 0,30%, yen Cina menguat 0,22%, peso Filipina menguat 0,13%, dan dolar Singapura menguat 0,14%.