Utang Israel Tembus Rp 695,61 Triliun Akibat Perang Lawan Hamas
Utang Israel meningkat tajam akibat perang dengan Hamas yang merupakan kelompok pejuang kemerdekaan Palestina. Bahkan beban utang yang ditanggung Israel semakin berlipat ganda karena kenaikan biaya pertahanan dan lonjakan inflasi pada tahun 2023.
Kementerian Keuangan Israel melaporkan, utang pemerintah mencapai 160 miliar shekel (US$ 43 miliar) atau setara Rp 695,61 triliun (Kurs: Rp 16.170 per dolar AS). Setengah dari jumlah utang tersebut, atau sebesar 81 miliar shekel terkumpul sejak pecahnya perang dengan Hamas pada Oktober 2023 lalu.
Akuntan Jenderal Kementerian Keuangan Yali Rotenberg mengatakan, tahun 2023 adalah tahun yang penuh tantangan sehingga membutuhkan peningkatan pembiayaan, penyesuaian taktis dan strategi dalam rencana peningkatan utang pemerintah.
“Meski terdapat banyak ketidakpastian dan tantangan, kemampuan untuk meningkatkan utang di pasar lokal dan global, bahkan di masa perang, dalam volume yang signifikan dan rasio cakupan yang sangat tinggi, menunjukkan tingginya asesibilitas Israel terhadap pasar dan merupakan bukti dari kekuatan ekonomi Israel,” kata Rotenberg dikutip dari Reuters, Selasa (16/4).
Hingga tahun 2023, total utang Israel mencapai 62,1% terhadap produk domestik bruto (PDB). Nilai itu naik dari 60,5% pada tahun 2022 karena lonjakan belanja perang yang diperkirakan bisa mencapai 67% pada tahun 2024.
Salah satu utang pemerintah dari penerbitan obligasi atau surat utang. Pada Maret 2024 lalu, Israel berhasil mencatatkan rekor penjualan obligasi internasional pertama senilai US$ 8 miliar sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Penjualan obligasi Israel laris manis di pasaran. Permintaan obligasi melonjak signifikan bahkan setelah lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat kredit Israel untuk pertama kalinya pada Februari lalu.
Secara total, pemerintah Israel telah mengumpulkan pendanaan sekitar 116 miliar shekel, atau 72% dari dalam negeri. Sementara 25% dari luar negeri dan sisanya merupakan utang dalam negeri yang tidak dapat diperdagangkan.
Inflasi dan Suku Bunga Pengaruhi Utang Israel
Kementerian Keuangan Israel melaporkan utang publik meningkat 8,7% menjadi 1,13 triliun shekel pada tahun 2023. Peningkatan utang sebagian besar didorong oleh lonjakan inflasi dan suku bunga yang tinggi.
Rasio beban bunga terhadap PDB tidak berubah dan masih sebesar 2,4% pada 2023. Namun lembaga pemeringkat Moodys menurunkan peringkat kredit Israel menjadi A2 karena adanya risiko politik dan fiskal yang signifikan bagi negara tersebut akibat perang dengan Hamas.
Pada bulan lalu, anggota parlemen Israel memberikan persetujuan akhir terhadap amandemen anggaran negara tahun 2024 yang menambahkan puluhan miliar syikal untuk mendanai perang yang telah berlangsung lebih dari enam bulan sejak perang dengan Hamas.
Atas kondisi tersebut, pemerintah Israel mengalokasikan anggaran ekstra untuk biaya pertahanan, kompensansi bagi rumah tangga hingga bisnis yang dirugikan akibat konflik tersebut. Hal ini turut memengaruhi kondisi fiskal dan alokasi anggaran pemerintah.