Rupiah Menguat Tipis, Investor Tunggu Data Neraca Perdagangan RI

 Zahwa Madjid
15 Mei 2024, 09:30
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Jakarta, Rabu (31/1/2024). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat di semester II 2024, hal tersebut didasari dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah s
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Jakarta, Rabu (31/1/2024). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat di semester II 2024, hal tersebut didasari dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu terbaik di dunia pada 2023 yakni, masih berada di kisaran 5 persen.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah bergerak menguat 0,11% ke level 16.083 pada awal perdagangan Rabu (15/5). Para pengamat pasar uang menilai penguatan rupiah akan berlanjut. 

 Analis pasar uang, Lukman Leong, menilai rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS. Penguatan akan dipengaruhi oleh dolar AS yang melemah setelah pernyataan dovish dari Gubernur bank sentral AS, Jerome Powell. Dovish merujuk pada kecenderungan Bank Sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Kendati demikian, Lukman menilai penguatan akan terbatas. Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 16.050-16.150.

 “Investor masih wait and see menantikan data inflasi AS malam ini. Dari domestik, investor mengantisipasi data perdagangan siang ini,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (15/6).

Analis pasar uang, Ariston Tjendra, menilai rupiah bisa menguat terhadap dollar AS hari ini setelah Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menyatakan bahwa terdapat perkembangan positif mengenai penurunan inflasi AS. Hal itu dia katakan pada acara pertemuan tahunan Foreign Bankers Amsterdam 

Jerome Powell menegaskan bahwa saat ini masalahnya bukan tentang menaikan suku bunga, tapi sampai kapan suku bunga saat ini dipertahankan. Dia juga mengomentari inflasi produsen AS yang naik dari bulan sebelumnya. 

 “Powell mengatakan hasil ini tidak sepenuhnya menunjukkan inflasi masih tinggi, tapi hasilnya beragam. Jadi Powell tampaknya masih optimis bahwa inflasi AS bisa turun,” ujar Ariston.

 Namun di sisi lain, pasar masih menunggu data inflasi konsumen AS malam ini. Data tersebut penting karena berkaitan dengan masa depan suku bunga AS.

 Dari dalam negeri, Ariston mengatakan, investor menantikan data neraca perdagangan bulan April yang akan dirilis siang ini. Hasil yang masih surplus bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah. Potensi penguatan rupiah hari ini ke arah 16.050, dengan potensi resisten di kisaran 16.130.

Sejumlah mata uang Asia pun menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Melansir Bloomberg, baht Thailand menguat 0,10%, ringgit Malaysia 0,22%, rupee India 0,02%, peso Filipina 0,26%, dolar Singapura 0,02%, dolar Hongkong 0,01%, dan yen Jepang 0,02%. 


 




Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...