Reshuffle Kabinet Jokowi Berpotensi Picu Pelemahan Rupiah
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana mengantisipasi potensi pelemahan rupiah pada hari ini meskipun tipis. Fikri memproyeksikan rupiah pada hari ini akan bergerak pada level Rp 15.650 hingga Rp 15.850 per dolar AS.
“Penantian reshuffle kabinet hari ini bisa menjadi sentimen rupiah terdepresiasi dan assesment pelaku pasar terhadap RAPBN 2025,” kata Fikri kepada Katadata.co.id, Senin (19/9).
Berdasarkan data Bloomberg hari ini pukul 09.19 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.640 per dolar AS. Level tersebut menurun 53 poin atau sebesar 0,34%.
Di sisi lain, sejumlah analis masih meramal penguatan rupiah akan berlanjut pada awal pekan ini. Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah masih memiliki potensi menguat terhadap dolar AS.
“Potensi penguatan ke arah Rp 15.600 per dolar AS dengan resisten sekitar Rp 15.720,” kata Ariston.
Ariston menjelaskan, ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS pada September 2024 masih menjadi motor penguatan rupiah. Hal itu didukung oleh pelemahan beberapa data ekonomi AS seperti data tenaga kerja, data inflasi, data perumahan, dan lainnya.
Pada Jumat pekan lalu, data pembangunan rumah AS pada Juli 2024 dirilis turun 6,8% dibandingkan bulan sebelumnya. “Ini mengindikasikan penurunan daya beli masyarakat AS sehingga bisa mendukung kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS untuk memulihkan ekonomi,” ujar Ariston.
Sementara itu, analis komoditas dan mata uang, Lukman Leong, juga memproyeksikan penguatan rupiah hari ini. Lukman menyebut, dolar AS Kembali melemah setelah data penjualan rumah yang lebih rendah dari perkiraan.
“Investor juga mengantisipasi pidato Powell pekan ini. Rupiah hari ini berkisar pada Rp 15.600 hingga Rp 15.700 per dolar AS,” kata Lukman.