Ekonom Indef: Faisal Basri Sosok Idealis yang Kritis terhadap Kebijakan Jokowi

Rahayu Subekti
5 September 2024, 11:08
Faisal Basri
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ekonom Senior Indef Faisal Basri saat diskusi Kedai Kopi OTW 2024 bertajuk "Nyawa Demokrasi di Tangan Jokowi" di Jakarta, Selasa (15/8). Sebelumnya ia menaggapi data hilirisasi yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) senilai Rp 510 triliun yang dianggap Faisal Basri sebagai data yang salah dan \'menyesatkan\'. Bahkan, Faisal Basri menilai pajak dan penerimaan negara lebih kecil tatkala melarang ekspor bijih nikel hingga kontribusi pengolahan terhadap PDB justru menurun.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengenang sosok Faisal Basri sebagai sosok sederhana, tapi kritis terhadap kebijakan politik dan ekonomi pemerintah Joko Widodo (Jokowi). 

Didik yang juga merupakan sahabat Faisal itu mengaku sangat kehilangan atas kepergian Faisal. “Ekonom pendiri Indef sudah dikenal luas, sosok yang idealis dan sangat berintegritas,” kata Didik dalam keterangan resmi, Kamis (5/9). 

Selain itu, Faisal juga sering dipandang sebagai sosok yang idealis dengan prinsip yang kuat, khususnya  jika berbicara mengenai bagaimana kebijakan ekonomi dan politik harus dikelola demi kepentingan publik.

Didik juga menceritakan pengalaman tujuh tahun lalu forum terbatas pimpinan redaksi. Saat itu, dia  berdiskusi dengan politikus Muhaimin Iskandar atau Cak Iman yang bergumam tentang keberadaan oposisi yang nihil.

Muhaimin menyebut hanya Faisal yang berdiri dan bersuara lantang mengkritisi kebijakan pemerintahan Jokowi. Karena Jokowi mulai menampilkan sosok tiran tetapi tersembunyi dengan sempurna. 

Dengan kritikannya itu, Didik menilal Faisal merupakan sosok yang tegas dan berani dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi. Begitu juga dalam memperjuangkan nilai transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam ekonomi serta politik Indonesia. 

“Meskipun tidak menduduki jabatan formal di partai atau pemerintahan, kiprahnya baik sebagai akademisi maupun aktivis ekonomi-politik telah memberikan dampak besar dalam mendorong reformasi, perbaikan kebijakan dan demokrasi secara luas di Indonesia,” ujar Didik. 

Terlibat dalam Pembentukan Indef

Faisal Basri bersama Didik, Fadhil Hasan, Didin Damanhuri, dan Nawir Messi juga terlibat dalam pembentukan Indef. Institusi itu bereputasi, kritis, dan progresif dalam menilai kebijakan ekonomi Indonesia. 

“Pandangan Faisal dengan saya tidak berbeda,  kesamaan pandangan dalam hal kemandirian analisis ekonomi dan keinginan mendorong reformasi ekonomi yang lebih adil dan pro rakyat,” kata Didik. 

Didik mengakui Faisal lebih berani, gamblang, dan terus terang. Untuk itu, Faisal merasa tidak aneh jika politisi Muhaimin yang berada di dalam koalisi pada periode pertama pemerintahan Jokowi menyesalkan demokrasi yang absen oposisi. 

Dengan sahabat ekonom lain di Indef seperti Didin Damanhuri, Faisal fokus mengedepankan prinsip-prinsip ekonomi yang berkelanjutan dan adil. Faisal juga mempunyai visi dalam mendorong reformasi kebijakan ekonomi yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat bawah.

“Yang lebih mengesankan lagi dari pribadi Faisal Basri adalah independen dan anti-korupsi. Tidak ada yang bisa memengaruhi pandangan dan ketegasan dalam pemikirannya,” kata Didik. 

Faisal juga dinilai selalau kritis terhadap kebijakan pemerintah dan tidak segan untuk menyuarakan pendapat yang berbeda, meskipun itu tidak populer. Faisal juga sering menunjukkan sikap independen dalam analisis dan tidak terikat dengan kepentingan partai politik tertentu. 

Didik juga melihat Faisal sebagai sosok yang amat sederhana memiliki kontribusi besar dalam memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas di dunia ekonomi dan politik. Sebagai salah satu pendiri Indonesia Corruption Watch atau ICW, Faisal sering berbicara lantang tentang pentingnya pemberantasan korupsi di Indonesia, terutama di sektor ekonomi dan pemerintahan.

Di bidang akademik, Faisal juga dihormati sebagai dosen ekonomi di Universitas Indonesia (UI). Dia juga mendirikan lembaga think thank Indef yang fokus pada kegiatan penelitian terkait isu-isu ekonomi, terutama pada pembangunan ekonomi dan kebijakan publik.

Meninggal pada Usis 65 Tahun

Faisal meninggal dunia pada Kamis (5/9) pukul 03.50 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta. Dia meninggal dunia pada usia 65 tahun.

Pihak keluarga juga turut merasa kehilangan mulai dari Syafitrie (Fitrie), Anwar Ibrahim Basri, Siti Nabila Azuraa Basri dan Muhammad Attar Basri. Beserta ibu, adik-adik, abang, kakak dan keponakan semua.

Rumah duka berada di komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan. Kemudian informasi pemakaman setelah salat ashar di Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...