Rupiah Diramal Melemah Hari Ini karena Data Inflasi Amerika
Sejumlah analis memproyeksikan pergerakan rupiah hari ini melemah. Hal ini karena dolar Amerika menguat setelah rilis data inflasi inti dari sisi konsumen di AS pada Agustus belum turun.
“Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah data inflasi AS menunjukkan inflasi inti yang bertahan meski inflasi umum turun,” kata Analis komoditas dan pasar uang Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Kamis (12/9).
Departemen Tenaga Kerja Amerika mengungkapkan, indeks harga konsumen AS pada Agustus naik 0,2% secara bulanan atau month month (mtm) dan 2,5% secara tahunan alias year on year (yoy). Kenaikan inflasi Agustus yoy merupakan yang terkecil sejak Februari 2021.
Meski begitu, inflasi inti AS pada Agustus 0,3% mtm atau lebih tinggi dari proyeksi 0,2%. Inflasi inti yoy mencapai 3,2%.
Lukman menilai, data inflasi AS tersebut memperkecil kemungkinan bank sentral Amerika The Fed memangkas suku bunga acuan 50 basis point atau 0,5%. Ia memproyeksikan rupiah melemah ke kisaran Rp 15.400 hingga Rp 15.500 per dolar AS hari ini.
Walaupun data Bloomberg pagi ini pukul 09.20 WIB menunjukkan, rupiah berada pada level Rp 15.418 per dolar AS atau menguat 0,1 % dibandingkan penutupan sebelumnya.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan rupiah melemah hari ini. “Kemungkinan rupiah terdepresiasi ke level Rp 15.340 hingga Rp 15.540 per dolar AS,” ujar Fikri.
Data inflasi inti AS pada Agustus menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed dari 0,5% menjadi 0,25%.
