RI Resmi Daftar Keanggotaan BRICS, Bawa Misi Perdamaian Palestina dan Lebanon
Pemerintah Indonesia memastikan diri untuk bergabung dengan BRICS. BRICS merupakan blok ekonomi yang beranggotakan negara-negara berkembang seperti Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri, Sugiono yang mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia.
Dengan pengumuman tersebut, maka proses Indonesia menjadi anggota BRICS telah dimulai. Sugiono menekankan solidaritas dan komitmen terhadap perdamaian global dan menggaris-bawahi krisis yang berlangsung di Palestina dan Lebanon.
“Indonesia tidak dapat berdiam diri saat kekejaman ini terus berlanjut tanpa ada yang bertanggung jawab," kata Sugiono melakui keterangan resmi, Jumat (25/10).
Indonesia juga memiliki langkah kongkret untuk bergabung dengan BRICS yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama BRICS dan Global South. Selain itu, keikutsertaan Indonesia dalam BRICS juga mempunyai tiga tujuan lain.
Pertama, menegakkan hak atas pembangunan berkelanjutan. “Negara-negara berkembang membutuhkan ruang kebijakan, sementara negara maju harus memenuhi komitmen mereka,” ujar Sugiono.
Kedua, mendukung reformasi sistem multilateral agar lebih inklusif, representatif, dan sesuai dengan realitas saat ini. Dengan begitu, institusi internasional harus diperkuat dan memiliki sumber daya yang memadai dalam memenuhi mandatnya.
Lalu ketiga yaitu menjadi kekuatan untuk persatuan dan solidaritas di antara negara-negara Global South. Karena BRICS dapat berfungsi sebagai perekat untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang.
"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata Sugiono.
Selaras dengan Program Kabinet Merah Putih
Hal ini dapat terlihat melalui prioritas BRICS yang selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih. Beberapa di antaranya terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia.
Lewat BRICS, Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama dengan negara-negara berkembang atau Global South. "Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South,” ujar Sugiono.
Indonesia juga melanjutkan keterlibatan di forum-forum lain, sekaligus untuk melanjutkan diskusi dengan negara maju. Salah satu contoh kongkret keberlanjutan ini melalui keikutsertaan Prabowo dalam KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil. Sugiono juga akan menghadiri pertemuan Tingkat Menlu kelompok negara maju G7 expanded session di Fiuggi, Italia.
Hal ini menegaskan peran penting Indonesia sebagai satu jembatan antara negara berkembang dan negara maju. Sugiono akan menggunakan kesempatan di Kazan untuk melakukan berbagai pertemuan bilateral dengan Menlu Rusia, Sergey Lavrov sebagai tuan rumah dan mitra sahabat lain yaitu Sekjen PLO Palestina, Menlu RRT, India, Thailand, Menteri Ekonomi Malaysia dan Presiden New Development Bank.
BRICS pertama kali diinisiasi pada tahun 2006 untuk membahas isu-isu terkini global. Keanggotaannya diperluas pada 2023 seiring dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Persatuan Emirat Arab.