Prabowo Imbau Menteri Kurangi Dinas Luar Negeri Agar Bisa Hemat Rp 23,9 Triliun
Presiden Prabowo Subianto mengimbau kepada pejabat baik di tingkat menteri hingga pimpinan daerah untuk bisa "berpuasa" ke luar negeri sehingga dapat menciptakan efisiensi anggaran untuk menyelesaikan program prioritas bagi rakyat.
Dengan imbauan tersebut, pemerintah bisa menghemat anggaran dinas luar negeri mencapai US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 23,91 triliun (kurs: Rp 15.940 per dolar AS).
"Tolonglah para menteri, puasa dulu, puasa 5 tahun, kalau 5 tahun kita hemat US$ 1,5 miliar dari perjalanan saja," kata Prabowo dalam sambutannya membuka Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12).
Pesan itu sejalan dengan keinginan Prabowo untuk bisa melakukan efisiensi anggaran dari kegiatan-kegiatan yang dianggap seremonial atau selebrasi.
Perjalanan Dinas Luar Negeri Habiskan US$ 3 Miliar
Kepala Negara juga mengungkapkan bahwa perjalanan dinas luar negeri selama ini telah memakan biaya senilai US$ 3 miliar setiap tahun.
Apabila hal itu bisa dipangkas hingga 50%, nilai anggaran yang besar tersebut bisa digunakan untuk menyelesaikan beragam program prioritas seperti infrastruktur dan makan bergizi gratis.
"Kalau bisa dikurangi 50%, artinya kita bisa menghemat Rp 15 triliun. Rp 15 triliun itu berapa bendungan, berapa irigasi, berapa SD bisa kita perbaiki, berapa anak sekolah bisa kita kasih makan," kata Prabowo.
Prabowo menyampaikan bahwa kebijakan efisinesi anggaran di pemerintahan telah diteliti oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan para wakilnya.
Setelah diteliti, Prabowo menemukan banyak acara yang bersifat selebrasi atau seremonial yang bisa ditiadakan untuk kemudian anggaran yang ada difokuskan untuk program prioritas.
Diharapkan langkah serupa yaitu efisiensi anggaran dinas bisa ikut ditiru oleh para pemimpin daerah sehingga kepentingan rakyat bisa segera terpenuhi lewat realisasi program.
"Saya mohon juga para gubernur terpilih, bupati terpilih, ketat, efisien, kurangi yang bersifat, tidak, kritis. Kritis untuk kepentingan rakyat, kritis kepentingan langsung. Tidak usah terlalu banyak seminar, kita sudah tahu kesulitan rakyat, sudah tahu," kata Prabowo.